ISBEDY STIAWAN ZS, lahir di Tanjungkarang, Lampung, dan sampai kini masih menetap di kota kelahirannya. Ia menulis puisi, cerpen, dan esai juga karya jurnalistik. Dipublikasikan di berbagai media massa terbitan Jakarta dan daerah, seperti Kompas, Republika, Jawa Pos, Suara Merdeka, Lampung Pos, Pikiran Rakyat, Media Indonesia, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Tanjungpinang Pos, Harian Rakyat Sultra, dan di berbagai media online. Pada 2021, Isbedy menyelesaikan trilogi buku puisi bertema sosial, HAM, pandemi dan kematian bertajuk Burung-burung dan Kisah Lain, Buku Tipis untuk Kematian (diterbitkan basabasi, Oktober 2021), dan Musim Kabung. Buku puisinya yang lain, Kini Aku Sudah Jadi Batu! masuk 5 besar Badan Pengembangan Bahasa Kemendikbud RI (2020), Tausiyah Ibu masuk 25 nomine Sayembara Buku Puisi 2020 Yayasan Hari Puisi Indonesia, dan Belok Kiri Jalan Terus ke Kota Tua dinobatkan sebagai 5 besar buku puisi pilihan Tempo (2020), dan Kau Kekasih Aku Kelasi (2021), Masih Ada Jalan Lain Menuju Rumahmu (2021), Secangkir Kopi di Meja Kedai (2021), Tersebutlah Kisah Perempuan yang Menyingkap Langit (Teras Budaya, 2021), Buku Tipis untuk Kematian (Basabasi, 2021), Mendaur Mimpi Puisi yang Hilang (Siger Publisher, 2022), dan Nuwo Badik, dari Percakapan dan Perjalanan (Siger Publisher, 2022). Kemudian sejumlah buku cerpennya, yakni Perempuan Sunyi (Gama Media, 2004), Dawai Kembali Berdenting (Logung Pustaka, 2004), Seandainya Kau Jadi Ikan (Gramedia, 2005), Perempuan di Rumah Panggung (Siger Publiher, 2013), Kau Mau Mengajakku ke Mana Malam ini? (Basabasi, 2018), Aku Betina Kau Perempuan (Basabasi, 2020), dan Malaikat Turun di Malam Ramadan (Siger Publisher, 2021).