Jaminan Shopee Mall
7 Hr Pengembalian
Untuk menjamin kepuasanmu, Shopee Mall memperpanjang waktu pengembalian barang (7 hari setelah barang diterima). Kamu dapat melakukan pengembalian secara praktis dan gratis* (melalui J&T Express atau Indopaket (Indomaret) dengan resi yang diberikan oleh Shopee). Seluruh dana akan dikembalikan kepadamu jika pengajuan memenuhi Syarat & Ketentuan (pengembalian karena produk tidak original, rusak, cacat, atau salah).
100% Ori
Shopee menjamin bahwa produk yang terdaftar di Shopee Mall adalah 100% original. Jika produk dari Shopee Mall yang kamu terima bukan produk original, Shopee akan mengembalikan dua kali dari jumlah harga produk yang kamu bayarkan untuk produk tersebut.
Gratis Ongkir
Nikmati Gratis Ongkir spesial pada semua produk Shopee Mall dengan min. belanja lebih rendah.
Lanjutkan Belanja
7 Hr Pengembalian7 Hr Pengembalian
100% Ori100% Ori
Gratis OngkirGratis Ongkir
COD (Bayar di Tempat)
Gratis Ongkir
Ongkos Kirim:
Rp0
Spesifikasi
Merek,Bahasa
Deskripsi

Seperti pedang bermata dua, perkembangan pesat digitalisasi menghadirkan dilema untuk peradaban manusia. Di satu sisi, ia jelas menjadikan hidup manusia lebih dinamis, efisien, dan berwarna. Digitalisasi mampu membuka lebar-lebar semesta pengetahuan, gagasan, dan wacana, serta memperluas jaringan secara melintas batas. Namun di sisi lain, ia juga membawa mara bahaya baru yang sulit dikendalikan dan menggerogoti sendi-sendi kehidupan bersama dan demokrasi. Amerika Serikat, misalnya, sebagai episentrum teknologi digital dunia, telah merasakan negativitas digitalisasi. Operasionalisasi platform media sosial sebagai sarana kampanye politik telah membelah Negeri Paman Sam ke dalam kubu yang saling berhadapan dengan fanatisme, semangat permusuhan, dan kebencian. Pemilu Amerika Serikat 2016 dan 2020 telah menyisakan trauma mendalam untuk publik Amerika, bahkan dunia. Propaganda komputasional menyeruak sebagai enigma baru yang mengentakkan dunia dan mengubah arah politik berbagai negara. Buku Tarung Digital mencoba menjelaskan fenomena propaganda komputasional secara kritis. Mode propaganda ini bersandar pada operasionalisasi algoritma kurasi, analisis big data, serta sistem otomatisasi untuk menyebarkan pesan-pesan politik yang menyesatkan, khususnya melalui jaringan media sosial. Jika negara besar seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis kesulitan untuk menghadapi paparan propaganda komputasional, bagaimana dengan Indonesia? Pertanyaan ini perlu direnungkan secara saksama oleh semua pihak yang ingin menyelamatkan Indonesia dari residu-residu demokrasi digital. Tarung Digital adalah buku kedua dari trilogi literasi digital yang disiapkan Agus Sudibyo. Buku pertama yang telah terbit berjudul Jagat Digital: Pembebasan dan Penguasaan (2019).

Chat Sekarang
Masukkan Keranjang
Beli Sekarang