What Is Religious Authority? Menyemai Sunnah, Merangkai Jamaah - Ismail Fajrie Alatas Penulis: Ismail Fajrie Alatas Penerbit Bentang Pustaka Cetakan: Januari 2024 Tebal: 416 halaman Harga normal Rp 179.000,- “Alatas telah menulis salah satu buku terpenting mengenai Islam di Indonesia selama bertahun-tahun.” —Robert W. Hefner, Journal of Islamic Studies “Sebuah pencapaian luar biasa. Alatas memiliki visi holistik yang diperkaya oleh naluri akan masa lalu seorang sejarawan dan wawasan etnografer yang kaya ke masa kini. —Webb Keane, penulis Ethical Life: Its Natural and Social Histories “What Is Religious Authority? ditakdirkan menjadi sebuah buku klasik.” —Magnus Marsden, penulis Trading Worlds: Afghan Merchants Across Modern Frontiers What Is Religious Authority? mengangkat wawasan unik Ismail Fajrie Alatas sebagai antropolog dan sejarawan dalam memberikan pemahaman baru tentang otoritas keagamaan dalam Islam. Dalam buku ini, Alatas menelusuri pergerakan para wali dan ulama Bâ ‘Alawî (para Habib/Haba’ib) dari Hadramaut, Yaman ke Jawa, Indonesia, sejak abad ke-18 hingga saat ini. Para tokoh ini melintasi medan kultural yang kompleks dan membangun saluran untuk menyampaikan ajaran Nabi Muhammad Saw. beserta perwujudan sosialnya sebagai sunnah. Menantang konsepsi yang berlaku tentang apa artinya menjadi Muslim, What Is Religious Authority? menunjukkan bahwa kerja penerjemahan, mobilisasi, kolaborasi, dan kompetisi yang berkesinambungan merupakan dinamika yang memberi Islam kekuatan dan keragaman. ENDORSEMENT “Sebuah studi yang sangat orisinal tentang kerja artikulasi di Jawa. Alatas telah menulis salah satu buku terpenting mengenai Islam di Indonesia selama bertahun-tahun. Karyanya sangat layak menjadi referensi utama bagi semua peneliti Islam dan otoritas Islam.” —Robert W. Hefner, Journal of Islamic Studies “Sebuah pencapaian luar biasa. Alatas memiliki visi holistik yang diperkaya oleh naluri akan masa lalu seorang sejarawan dan wawasan etnografer yang kaya ke masa kini. Ia sukses melahirkan gabungan yang unik dan langka, bersikap adil baik pada universalitas klaim kenabian di satu sisi maupun partikularitas perjuangan manusia untuk mewujudkannya.” —Webb Keane, penulis Ethical Life: Its Natural and Social Histories