Sejak dulu, berlari merupakan salah satu jenis olahraga yang menjadi favorit banyak orang di kala hendak memangkas berat badan yang berlebih. Tidak hanya efektif untuk menurunkan berat badan dan membakar lemak, berlari juga dapat membantu melatih jantung agar tetap terjaga kesehatannya. Sayangnya, masih banyak mitos yang keliru mengenai olahraga ini berkeliaran di telinga masyarakat. Seorang ahli pun mengatakan bahwa jika mitos-mitos yang keliru ini masih dipertahankan, maka manfaat berlari pun tak akan terasa secara optimal lho. Agar terhindari dari mitos-mitos semu tersebut, ada baiknya simak 3 mitos seputar lari yang ternyata keliru di bawah ini yuk.
Dapat memancing keringat untuk lebih mengucur deras, sering kali memakai jaket parasut ketika berlari disebut salah satu cara efektif untuk membakar lemak di tubuh. Namun faktanya, memakai jaket parasut ternyata hanya mempercepat keluarnya cairan tubuh, bukan mempercepat pembakaran lemak. Oleh karena itu, wajar jika berat badan cepat turun, karena cairan yang ada pada tubuh banyak keluar. Saat sudah direhidrasi, berat pun akan kembali normal lagi.
Sedari dulu, telur memang diketahui memiliki banyak sekali zat yang bermanfaat untuk tubuh. Sering kali disebut merupakan doping stamina, ternyata manfaat telur tidak akan dapat dirasakan jika dikonsumsi dalam keadaan mentah. Menurut para ahli, telur harus dimasak paling tidak hingga setengah matang agar dapat dicerna manfaatnya oleh tubuh.
Di lain pihak, madu mengandung fruktosa tinggi yang dapat meningkatkan energi dengan cepat. Sehingga benar bahwa madu dikatakan dapat menambah stamina tubuh.
Sangatlah keliru, nyatanya ketika habis berlari, suhu tubuh cenderung meningkat, sehingga dibutuhkan minuman dengan suhu yang cenderung dingin untuk menyeimbangkan kondisi tubuh. Sebuah penelitian pun mengatakan bahwa suhu air yang paling cepat diserap tubuh berada pada kisaran 10 hingga 15 derajat Celcius.
Image: Unsplash
WN