Penampilan Persib Bandung di Shopee Liga 1 2019 memang jauh dari yang diharapkan. Padahal, Bobotoh berharap tim kesayangan mereka kembali menjadi pesaing untuk memperebutkan gelar.
Ya, setelah menjadi juara Indonesia Super League (ISL) 2014, reputasi Persib justru menurun. Mereka kesulitan menyandang status sebagai salah satu tim pesaing gelar di setiap musimnya.
Bahkan, musim 2017 menjadi mimpi buruk bagi tim Maung Bandung. Jangankan bersaing untuk gelar, meramaikan persaingan di papan atas saja mereka tak mampu. Di akhir musim, mereka finis di posisi 13 karena hanya meraih sembilan kemenangan dari 34 laga.
Di musim 2018, ada sedikit perbaikan dari Persib. Tapi, mereka hanya mampu mengakhiri musim dengan duduk di urutan keempat. Dan di musim ini, penurunan prestasi kembali diperlihatkan Ezechiel N’Douassel dan kawan-kawan.
Bahkan, mereka sempat berkutat di papan bawah sejak awal musim hingga paruh musim. Itu karena mereka hanya bisa meraih empat kemenangan dari 16 pertandingan. Padahal, materi pemain mereka terbilang cukup oke, terlebih dengan kehadiran Esteban Vizcarra dari Sriwijaya FC.
Untungnya, performa tim Maung Bandung sedikit membaik usai memasuki paruh kedua. Perlahan tapi pasti, mereka memperbaiki posisi. Meski begitu, menjaga konsistensi masih menjadi kesulitan bagi mereka.
Situasi itu yang mereka tak mau muluk-muluk menetapkan target jelang akhir musim. Manajemen dan tim pelatih hanya ingin melihat Persib menyegel tempat kelima klasemen Shopee Liga 1 2019. Lalu, bagaimana dengan peluang mereka?
Hingga pekan 33, Persib memang hanya terpaut poin tipis dengan tim penghuni lima besar. Mereka duduk di urutan ketujuh dengan 48 poin. Sedangkan tim peringkat keempat, kelima, dan keenam sama-sama memiliki 50 poin.
Perbedaan dua poin jelas bukan selisih yang besar. Namun, keberuntungan tidak memihak kepada Persib. Itu karena tiga tim yang menjadi rival utamanya sama-sama memiliki lawan yang berbeda, tidak ada yang saling bertarung.
Tiga tim itu adalah Bhayangkara FC, Borneo FC, dan Madura United. Mereka adalah tiga tim yang mengantongi 50 poin. Situasi menjadi rumit seperti ini karena dua dari tiga tim tersebut sama-sama meraih kemenangan di laga terakhirnya.
Tim yang gagal meraih kemenangan hanya Borneo FC yang bermain 1-1 di markas Semen Padang. Sedangkan Bhayangkara FC menang 1-0 atas Kalteng Putra dan Madura United menaklukkan PSIS Semarang 3-2.
Di pekan pamungkas nanti, Minggu (22/12), Borneo akan melawat ke kandang Persipura Jayapura, Bhayangkara bertandang ke rumah PSIS, dan Madura United akan menantang Bali United di Stadion Kapten I Wayan Dipta.
Borneo memang terancam pulang dengan kekalahan karena Persipura juga ngotot meraih kemenangan demi mengamankan status runner-up. Tapi, untuk Bhayangkara dan Madura United, mereka memiliki peluang besar meraih tiga poin.
Bali United dan PSIS yang menjadi lawan Madura United dan Bhayangkara sudah tak memiliki motivasi apa pun di akhir musim ini. Serdadu Tridatu sudah mengamankan gelar juara sejak pekan 30, sedangkan PSIS sudah aman dari jeratan zona degradasi.
Jika Madura United dan PSIS sama-sama meraih kemenangan, Persib memang berpeluang naik posisi dengan memenangkan laga terakhir. Namun, poin maksimal mereka hanya 51, yang sangat mudah untuk disalip Bhayangkara dan Madura United. Dalam situasi ini, Persib harus berharap agar tiga tim rivalnya menelan kekalahan di laga terakhirnya.
Selain berharap, Persib juga harus mampu melewati rintangan PSM di Stadion Si Jalak Harupat. Seperti PSIS, PSM memang sudah tak memiliki kepentingan di akhir musim ini. Namun, Persib yang dilatih Robert Rene Alberts itu memiliki catatan buruk saat bersua Juku Eja.
Dalam lima pertemuan terakhir, hanya sekali Persib bisa meraih kemenangan. Empat laga sisanya justru berakhir dengan kekalahan, salah satunya adalah duel di paruh pertama musim ini. Meski menurunkan kekuatan penuh, Persib harus pulang dari Stadion Andi Mattalatta dengan kekalahan 1-3.
Namun, ada catatan yang mungkin bisa meningkatkan kepercayaan diri Persib. Di musim ini, PSM sama sekali tak mampu meraih kemenangan saat menjalani laga tandang. Anak asuh Darije Kalezic itu merangkai tiga hasil imbang dan 14 kekalahan di laga tandang.
Selain itu, kehadiran Robert di kursi pelatih juga menjadi keuntungan tersendiri bagi Persib. Itu karena Robert tahu betul kekuatan dan kelemahan PSM secara mendalam. Maklum, ia sempat tiga tahun melatih PSM (2016-2019).
Nah, kira-kira bisakah Persib mewujudkan target untuk finis di lima besar musim ini?
Featured