X

25 Contoh Puisi Pendek Berbagai Tema

Puisi pendek merupakan bentuk puisi singkat namun memuat makna yang dalam. Meskipun terdiri dari beberapa baris saja, berbagai contoh puisi pendek sering kali mampu menyampaikan emosi, pemikiran, atau pengalaman dengan kekuatan yang luar biasa memikat.

Pada kesempatan kali ini, kamu akan diajak menjelajahi bermacam-macam contoh puisi pendek dengan berbagai tema yang berbeda.

Kapan Hari Puisi Nasional?

Sebelum kamu ditunjukkan bebrapa contoh puisi pendek, akan lebih baik jika mengenal karya sastra yang satu ini terlebih dahulu. Jika kamu penggemar karya sastra, termasuk puisi, tidak jarang jika kamu ingin mengetahui kapan hari karya sastra ini diperingati.

Menariknya, perayaan hari puisi di Indonesia terjadi dua kali dalam satu tahun. Yang pertama adalah pada 26 Juli, yaitu diperingati sebagai Hari Puisi Indonesia. Serta yang kedua adalah pada 28 April untuk memperingati Hari Puisi Nasional.

Baca Juga: 31 Puisi Hari Guru yang Bikin Hati Tersentuh

25 Contoh Puisi Pendek

sumber: pexels.com/Teona Swift

Setelah lebih memahami sedikit tentang puisi pendek, selanjutnya kamu akan ditunjukkan beberapa contoh puisi pendek dengan berbagai tema. Mulai dari puisi untuk sahabat, puisi tentang alam atau lingkungan, sampai puisi untuk yang tersayang. Berikut adalah beberapa contoh puisi pendek yang mungkin bisa menjadi inspirasi.

1. Pagi yang Cerah

Pagi datang dengan sinar mentari,

Menyapamu dengan hangatnya cahaya.

Langit biru terbentang luas,

Menyambutmu dalam pelukan alam.

 

2. Rindu

Di malam yang sunyi,

Rindu memeluk erat hati.

Kehadiranmu seperti bayangan,

Yang tak pernah pergi dari pikiran.

 

3. Hujan

Tetes-tetes hujan menggema,

Menyirami bumi yang haus.

Dalam riuhnya deras air,

Kita menemukan ketenangan.

 

4. Senja

Senja datang dengan gemulai,

Menyapa kita dengan pesona.

Warna-warni langit berpadu,

Menyulam kisah indah di ufuk.

 

5. Sebuah Mimpi

Di malam yang sunyi,

Aku meniti langkah di dalam mimpi.

Terbang jauh ke tempat yang tak terjangkau,

Menjadi diri yang sejati dalam imajinasi.

 

6. Sepotong Senyum

Senyummu bagai sinar pagi,

Menerangi hari yang gelap.

Di balik kerumitan dunia,

Ada kehangatan dalam setiap senyummu.

 

7. Jalan Pulang

Di ujung jalan pulang,

Kita temukan ketenangan.

Langkah demi langkah,

Menyongsong kebahagiaan yang menanti.

 

8. Bintang Untuk Sahabat

Malam sepi ini menarikku untuk keluar dari rumah.

Kupandangi Langit malam yang bertaburkan Bintang

tak terhitung jumlahnya

Andai aku seorang bidadari

Kuterbangkan aku dan sahabatku ke langit ketujuh

Kuraih bintang-bintang terindah,

dan kupersembahkan untuk ia sahabatku

yang selalu menemaniku.

 

9. Aku Mencintaimu

Aku mampu bernarasi dan bercerita

Mampu berimaji dan mampu berpuisi

Menuangkan segala kata-kata di hati

Padamu aku sungguh mencintai

Luasnya benua kemudian tak seluas harapanku

Indahnya senja kemudian sama indahnya dengan puisiku

Aku lumpuh jika aku jadi kehilangan

Kehilangan segala urusan bait-bait

juga kehilangan cinta sepertimu

 

10. Menggapai Impian

Mengenal masa depan

Mengenal apa itu impian

Ya, di tempat ini aku banyak mengenal

Tempat yang biasa disebut sekolah

 

Di Sekolah

Aku tahu aksara

Aku tahu harapan

Dan aku tahu bagaimana perjuangan menggapai impian

 

11. Doa Ibu

Wahai ibu …

Doa terhebatmu

Tuntunanmu

Ketulusanmu

Kau berikan dengan segenap hatimu

 

Wahai ibu …

Sebab daya ingat itu

Luluh tangkal hatiku

Sampai tidak dapatku rasakan

Meredam jatuhnya butiran bening di pipiku

 

12. Ayahku Sayang

Ayah, cintaku akan tetap tecurah padamu

Kasih sayang yang telah kau beri

Tak akan pernah aku lupakan

 

Ayah, tutur katamu selalu ku dengar

Kebijaksanaanmu selalu kuingat

Aku mencintaimu ayah

 

13. Hidupku Penuh Warna

Bukit-bukit itu membiru dari jauh

Laut itu pun membiru dari jauh

Mereka terlihat sama

Walau sebenarnya berbeda

 

Keduanya indah

Keduanya memesona

Walau sebenarnya berbeda

Keduanya tak terpisah

 

14. Menyesal

Pagiku hilang sudah melayang

Hari mudaku sudah pergi

Sekarang petang datang membayang

Batang usiaku sudah tinggi

 

Aku lalai di hari pagi

Beta lengah di masa muda

Kini hidup meracuni hati

Miskin ilmu miskin harta

 

15. Di Koridor Sekolah

Apa kabar Kau yang di sana?

Tahukah kamu, bahwa Aku selalu tak percaya dengan semua ini

Setiap pulang sekolah aku kemudian selalu di sini

Karena di tempat ini, di koridor sekolah kita selalu bersama,

Bermain, dan tertawa

Meskipun ragamu entah dimana

Dan jiwamu telah melayang-melayang

Tapi dalam hati serta pikiranku masih ada kau, sahabat

 

16. Cahaya di Ujung Terowongan Hidup

Di ujung terowongan hidup yang panjang,

Cahaya memancar dengan sinar keemasan.

Terowongan yang kelam dan sunyi,

Seakan memberi panggung bagi keajaiban.

Langkah demi langkah, perjalanan panjang,

Membawa kita melalui gelap dan terang.

Cahaya di ujung terowongan adalah harapan,

Sebuah pesan untuk melanjutkan perjalanan.

Maka, bersama dengan bayang-bayang dan terang,

Kita menjelajahi terowongan hidup yang tak pernah mati.

 

17. Purnama di Jendela Hati

Purnama bersinar di jendela hati,

Seakan mengetuk pintu dengan lembut.

Cahayanya menyinari ruang terdalam,

Mengungkapkan rahasia yang tak terucap.

Purnama adalah penjaga malam,

Membawa ketenangan dalam keheningan.

Di dalam jendela hati, terdapat puisi,

Yang terukir dengan kerinduan dan kebijaksanaan.

 

18. Cerita Awan di Langit Biru

Awan berarak di langit biru,

Menyusun cerita yang tak terbatas.

Bentuknya yang berganti-ganti,

Seolah menari dalam tarian yang tak terduga.

Matahari menyembunyikan diri di balik awan,

Seakan menciptakan teka-teki tentang keberanian.

Cerita awan di langit biru adalah puisi,

Dalam gerak yang terukir di kanvas alam.

 

19. Misteri Gerbang Tua

Gerbang tua mengundang dengan misteri,

Seakan menjadi pintu menuju masa silam.

Pohon-pohon tua bertanya-tanya,

Mengenang kisah-kisah yang telah terlupakan.

Gerbang tua adalah jendela ke masa lalu,

Dalam logam yang berkarat dan kayu yang lapuk.

Setiap pahatan adalah huruf dalam puisi,

Yang mengajak kita memahami cerita yang tersimpan.

 

20. Cerita Sebatang Pohon di Lapangan Hijau

Sebatang pohon berdiri kokoh di lapangan hijau,

Cabangnya menari dalam irama angin.

Frima di dedaunan adalah puisi yang berkata,

Tentang kehidupan yang terus berlangsung.

Pohon itu menyimpan rahasia kehidupan,

Melalui musim panas dan musim hujan.

Akar-akarnya adalah bait dalam puisi,

Mengajarkan kita tentang ketahanan dan keabadian.

 

21. Panggung Bunga-Bunga di Taman Riang

Taman riang adalah panggung bunga-bunga,

Warna-warni menyanyikan lagu keindahan.

Kupu-kupu menari dalam serenade,

Seakan menggambarkan kisah asmara.

Bunga mawar adalah bintang panggung,

Memancarkan keharuman yang memikat.

Setiap kelopak adalah bait puisi,

Mengajarkan kita tentang keelokan dan kelembutan.

 

22. Sepi

Tersebab, Tak mungkin kita bersama

Maka aku selalu menuliskan syair-syair di hati

Dimanakah kehidupan dunia dapat diatur sesuai mauku

Lantas kamu dan aku menjadi kita

Hanya dapat memanggil ingatan untuk kemudian mengusir kesunyian

Tapi ia kemudian datang tak pernah sendirian

Selalu ia beserta kerinduan

Terbayang suatu hari tangan kita terkait

Terlelap-lelap bersama di bawah saku langit

Sepi ini kemudian selalu mengantarkanku padamu

 

23. Menyerah

Aku kini harus menyerah

Sudah kucoba bertahan namun tak kuasa

Karenanya Aku harus menyerah

Besar harapanku untuk dapat bertahan namun hati tak dapat juga menerima

Aku ini harus menyerah

Rasa sakit telah terlalu parah hingga membuat hatiku pecah dan bergelimang darah

Dan perasaanku menjadi porak-poranda

Aku menjadi harus menyerah

Kan kututup setiap lembar kisah serta mimpi-mimpi indah hidup ini

Cukup sudah sampai di sini,

aku menyerah.

 

24. Sembahyang Rindu

Bahkan ombak ini menolak membawa rinduku kepadamu

Bersama angin kemudian disembahyangkan diri

Mentakbirkan daun serta rumput

Melambai-lambai jauh padamu

Gelora doa serta dzikir ombak

Mentasbihkan ia pasir-pasir

Menghampar ia sepanjang waktu

Kini baru kupahami

Rindu bertahun ku wirid di angin-angin malam

Belum sampai padamu

Seperti juga ombak pulang balik ke tepian

Hanya deru zikirku yang menjadi lantang

Seperti pekik pungguk yang memanggil bulan

Tangisku menjadi mengeris lengang

Menunggu-nunggu kau datang

Seperti kemudian menangkap bayang

Di pancaran cahayaMu yang cerlang

 

25. Harmoni Dalam Senja

Senja menggenggam rona keemasan,

Seperti lukisan indah di langit.

Angin berbisik pelan,

Membawa cerita tentang cinta.Dedaunan berdansa dengan sinar,

Sungguh, alam merayakan kehidupan.

Di antara purnama yang gemilang,

Kita temukan kedamaian dalam hening.

Itu tadi contoh puisi pendek dengan berbagai tema yang mencoba menyampaikan perasaan dan pengalamannya dengan kata yang sederhana namun penuh makna. Semoga puisi-puisi tersebut bisa menginspirasi dan menggetarkan hati pembaca.

 

Baca Juga: 25 Contoh Puisi untuk Hari Pahlawan Nasional

 

Bagi kamu yang ingin mencari buku kumpulan puisi, kamu bisa dengan mudah membelinya di Shopee! Ada banyak buku puisi dengan dari berbagai penulis kenamaan seperti Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, dan masih banyak lagi. Jangan lupa untuk manfaatkan beragam promo yang tersedia seperti Bebas Ongkir, Cashback Setiap Hari dari Shopee Video, hingga diskon live shopping Shopee Live.

Di Shopee, kamu bisa menggunakan berbagai metode pembayaran, mulai dari ShopeePay, pay later, transfer bank, COD Cek Dulu, dan lainnya. Yuk, segera beli buku puisi favoritmu di Shopee dengan berbagai promo menariknya, jangan sampai kehabisan!

Fun Read
Tags: contoh puisi pendekpuisiPuisi pendekpuisi tentang alam