X

Dilema Antara Istri Sah vs Pelakor – Episode 2

Apakah Nagisa mampu mempertahankan rumah tangganya atau malah Sang Pelakor yang akan menang?

Sinopsis:

Nagisa dan Andi sudah tiga tahun berumah tangga. Rumah tangga mereka jauh dari konflik dan pertengkaran, hingga datang sang penggoda, Tiara. Apakah Andi akan memilih Nagisa, istri yang sudah tiga tahun hidup bersamanya atau memilih Tiara, wanita yang mampu membuat hatinya merasakan jatuh cinta kembali?

Ketinggalan baca episode sebelumnya? Sobat Shopee bisa membacanya di sini:

Dilema Antara Istri Sah vs Pelakor 

***

Nagisa PoV

Hari ini aku memutuskan untuk pergi ke tempat suamiku syuting film di daerah Puncak. Sengaja kubawakan makanan kesukaannya, sop ikan kakap. Kalau sudah siang begini pasti suamiku akan capek dan masakan favoritnya ini dijamin akan membuatnya senang. Oh iya, ini pertama kalinya aku datang ke tempat syuting suamiku. Seperti yang sudah kuduga, di sini sangatlah bising akan suara para pekerja produksi film.

“Hai, Tyo,” sapaku pada salah satu teman artis suamiku. Dia berperan sebagai pemain antagonis dalam film ini.

” Hai, Na… Nagisa,” kata Tyo dengan gugup.

“Kenapa kaget gitu ketemu gue, kayak ketemu hantu di film aja, deh,” candaku pada Tyo. Aneh memang kenapa wajahnya menjadi pucat saat melihatku?

“Kamu sudah bilang ke Andi kalau mau kesini, Na?” tanya Tyo kepadaku. Entah mengapa wajahnya masih pucat pasi. Kenapa perasaanku mulai tidak enak, ya?

“Enggak ‘lah, namanya ‘kan surprise masa mau kasih tahu. Aneh kamu, Tyo, hahaha,” kataku ke Tyo sambil mengitari pandangan mencoba menemukan ruangan suamiku. Akhirnya aku melihat sebuah ruangan yang tertulis “Ruang Make Up Artis – Andi ” di depannya. Langsung saja kulangkahkan kaki menuju ruangan itu tanpa memedulikan Tyo yang masih kaget karena kedatanganku.

SURPRISE!” kataku sambil membuka ruangan itu. Di balik pintu, aku bisa melihat suamiku sedang berpelukan dengan Tiara, artis lawan mainnya dalam film.

“Nagisa, kenapa kamu disini?!” tanya suamiku, Andi. Kulihat wajahnya pucat saat dia menghampiriku.

“Aku datang karena kangen kamu. Hai, Tiara. Aduh, akting kalian tadi seperti sepasang kekasih sungguhan, deh,” kataku sambil tersenyum kepada suamiku dan Tiara.

Tiara, artis papan atas yang sedang naik daun ini memang disukai oleh banyak orang karena bakat yang dimilikinya, selain penyanyi dan pemandu acara, dia juga merupakan pemain film yang baik. Mungkin kalo istri lain akan marah dan salah paham jika melihat adegan tadi, tetapi aku selalu yakin pada suamiku.

“Iya sayang, tadi akting aku bagus ‘kan?” jawab suamiku sambil membelai rambutku. Senang rasanya mendapatkan perhatian dari suamiku seperti ini, karena sudah dua bulan dia cuek kepadaku.

“Sampai kapan kita berbohong, Andi?” kata Tiara tiba-tiba sambil melihatku, memotong saat-saat romantis antara aku dan Andi. Aneh, kenapa ia menampilkan senyuman jahat kepadaku? Aku pun tak tahu apa maksud kata-katanya barusan.

“Sekarang, saatnya kita jujur, sayang,” katanya penuh manja ke suamiku. Tunggu dulu, kenapa dia berlagak manja ke suamiku. Aku jadi semakin bingung! Aku takut dengan situasi ini, aku harap suamiku cepat membantah kata-kata Tiara.

“Hahaha. Mas, Tiara masih aja suka bercanda, ya,” kataku berusaha tersenyum dan tertawa walau kaki ini rasanya tiba-tiba lemas mendengar kata mesra perempuan lain ke suamiku.

“Jawab sayang, saatnya kita jujur. Bukankah kamu tak bahagia dengan istrimu?” Kata Tiara sambil membelai pipi suamiku.

“CUKUP, TIARA! Sudah cukup bercandanya,” kataku penuh marah kepada Tiara. Kulihat suamiku yang hanya diam saja. Kenapa dia hanya DIAM? Kenapa tidak ada satu kata bantahan pun darinya?

“Pelankan suaramu, sebentar lagi akan ada wartawan meliput film ini. Kamu mau karirku hancur?” kata suamiku yang kini berteriak kepadaku.

“Kenapa berteriak kepadaku, Mas? Mas tidak pernah berteriak kepadaku sebelumnya. Aku saja tidak marah saat melihat Mas berpelukan dengan Tiara tadi!” kataku sambil berteriak karena ikut terpancing emosi. Kini aku sudah tak dapat menahan tangisanku lagi.

“Hei, kalian! Kenapa kalian kesini? Pergi! Ini bukan tontonan!” hardik suamiku kepada para kru film yang mulai masuk ke ruangan karena mendengar pertengkaran kami. Setelah berhasil mengusir kru film dari ruangan, Adit kembali menatapku tajam. Tatapan ini sama sekali belum pernah aku lihat sebelumnya. Ada apa dengan kamu, Mas?

“Aku talak kamu, Nagisa bin Yusuf. Sekarang, kamu pergi dari sini. Surat cerai akan aku kirim besok!” kata Suamiku. Tanpa menjelaskan apapun, dia langsung memberikan talak kepadaku. Tak ada yang bisa menggambarkan perasaanku saat ini. Hal ini tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Tuhan, ada apa dengan suamiku? Kenapa dia tiba-tiba menjadi seperti ini? Bukan, dia bukan lagi suamiku. Bagaimanapun juga dia telah menalakku.

“Kenapa mas? Kamu kurang bahagia apa? Ingat ada Reno anak kita, Mas?” aku menangis sambil berteriak kepada Andi. Air mata terus mengalir deras di pipiku.

“Maaf, Nagisa. Aku tak bahagia denganmu. Aku memang sayang pada Reno, tapi aku sudah tak bisa lagi merasakan cinta. Aku capek tiap hari kerja, cari uang untuk kamu, Reno, dan Mama. Belum lagi kuliah adek-adek aku. Sekarang aku bisa merasakan KENYAMANAN dan KEBAHAGIAAN saat bersama Tiara,” kata Andi sambil menatapku yang terus menangis.

Tidak, aku tidak sanggup lagi mendengar semua ini. Aku berlari meninggalkan ruangan itu sambil menangis, tak kuhiraukan tatapan para kru film yang heran melihatku seperti ini. Aku terus berlari menuju mobilku dan meninggalkan tempat itu. Sakit, sangat sakit mendengar kata dia lebih BAHAGIA saat bersama Tiara, pelakor itu dibandingkan denganku, istrinya?

***

Andi PoV

Setelah pertengkaran hebat dengan istriku—tidak, lebih tepatnya mantan istriku—tadi siang, akhirnya aku kembali ke rumah setelah syuting film.

“Tuan, tadi siang Nyonya Nagisa pergi dari rumah membawa barang-barangnya. Tuan Kecil, Reno juga dibawa. Aduh, bagaimana ini Tuan?” kata Mbok Jum kepadaku dengan wajah panik. Aku tahu pasti dia akan meninggalkan rumah.

“Sudah, biarin saja. Paling dia pulang ke rumah orang tuanya. Sekarang siapkan saja kopi. Saya capek, Mbok!” kataku kepada Mbok Jum, pembantu rumah yang telah bertahun-tahun bersama kami ini. Kulihat dia kaget dengan kata-kata dan ekspresiku yang datar dan tidak panik. Setelah Mbok Jum pergi dengan terburu-buru untuk menyiapkan kopi, aku melangkahkan kaki ke samping kolam renang untuk menenangkan pikiran.

“Ini tuan, kopinya,” kata Mbok Jum sambil menaruh kopi di atas meja. Kopi adalah minuman favoritku setiap hari setelah capek seharian syuting.

“Kok kopinya kemanisan sih, Mbok? Enggak kayak biasanya,” tanyaku heran kepada Mbok Jum.

“Maaf Tuan, saya akan buatkan lagi. Saya tidak tahu kalau tuan tidak suka kopi yang terlalu manis ‘kan biasanya Nyonya Nagisa yang membuatkan Tuan kopi. Maaf Tuan bukan maksud saya menyinggung soal Nyonya Nagisa,” kata Mbok Jum kepadaku. Mungkin dia tidak enak hati menyebut nama Nagisa. Memang selama ini Nagisa ‘lah yang membuatkan kopi untukku. Dia pintar membuat kopi kesukaanku, tidak terlalu manis dan tidak terlalu pahit. Kenapa aku malah memikirkan Nagisa sekarang?

“Sudah, tidak apa-apa Mbok. Besok dikurangin saja gulanya jadi jangan terlalu manis,” kataku ke Mbok Jum. Sepertinya mulai sekarang aku harus terbiasa dengan situasi saat ini. Keputusan yang aku buat ini memang sudah tepat dan benar! Saatnya aku bahagia dengan Tiara.

***

Apakah Andi dan Nagisa akan bercerai lau Andi akan hidup bahagia dengan Tiara? Ataukah Andi akan mulai menyadari arti penting Nagisa, istri yang selalu setia mendampinginya? Nantikan cerita selanjutnya di episode 3.

Image: VideoBlocks

Anandaa chanel