Hiperhidrosis adalah kondisi di mana seseorang berkeringat, meski tidak sedang melakukan aktivitas fisik atau berada pada suhu yang panas. Berkeringat memang suatu hal yang wajar karena tubuh membutuhkannya untuk mendinginkan suhu tubuh yang terlalu panas.
Keringat tersebut biasanya keluar di seluruh bagian tubuh hingga menyebabkan baju basah atau hanya di bagian tertentu saja, misalnya di telapak tangan. Namun, bagi penderita hiperhidrosis, hal ini sangat mengganggu aktivitas karena bisa menimbulkan rasa malu, stres, depresi, dan gelisah.
Nah, apa perbedaan antara hiperhidrosis dengan keringat biasa? Yuk, simak ulasannya berikut ini!
Gejala Hiperhidrosis
Penderita keringat berlebih umumnya mulai mengalami keringat berlebih saat usia anak-anak atau remaja. Hal ini ditandai dengan keluarnya keringat yang jauh melebihi batas normal. Seseorang bisa dianggap menderita hiperhidrosis jika:
- Keringat muncul tanpa sebab, bahkan saat udara tidak panas atau bukan sehabis berolahraga berat.
- Mengalami gangguan saat menjalani aktivitas rutin, misalnya sulit memegang pena karena tangan basah akibat keringat atau sulit membuka pintu.
- Kulit menjadi pucat atau berwarna putih dan terkelupas di area tertentu karena terus-menerus basah oleh keringat.
- Mengalami infeksi kulit di bagian tubuh yang sering mengeluarkan keringat berlebih.
Berdasarkan penyebabnya, terdapat dua jenis hiperhidrosis. Berikut gejala hiperhidrosis menurut tipenya:
- Hiperhidrosis primer atau terfokus. Jenis ini biasanya ditandai dengan munculnya keringat berlebih di satu atau beberapa area tubuh, seperti di ketiak, kaki, tangan, atau dahi.
- Hiperhidrosis sekunder. Jenis ini disebabkan oleh suatu kondisi medis. Gejalanya dapat terlihat seperti keringat secara berlebih meski tanpa melakukan aktivitas fisik yang berat dan berkeringat saat sedang tidur.
Terkadang, keringat berlebih bisa menjadi tanda adanya kondisi medis yang serius. Konsultasikan pada dokter, jika keringat berlebih diikuti dengan rasa nyeri, pening, atau mual, ya!
Penyebab Hiperhidrosis
Berkeringat merupakan salah satu cara tubuh untuk mendinginkan suhu tubuh. Pada kondisi ini, sistem saraf tubuh secara aktif merespons kelenjar keringat sehingga keringat keluar secara berlebihan. Biasanya, keringat muncul di telapak tangan, terutama saat merasa gugup.
Pada hiperhidrosis primer, sistem saraf berperan mendorong kelenjar keringat untuk bekerja lebih aktif meski tidak ada pemicu. Saat ini, belum ada penelitian lebih lanjut penyebab pasti hiperhidrosis jenis ini, tapi kondisi ini diduga diturunkan dalam keluarga atau bersifat genetik.
Sementara itu, hiperhidrosis sekunder disebabkan oleh adanya kondisi medis. Kondisi tersebut meliputi penyakit, frostbite, diabetes, hipertiroidisme, tumor, obesitas, dan asam urat. Selain akibat dari kondisi medis, hiperhidrosis sekunder juga disebabkan oleh efek samping dari mengonsumsi obat atau makanan tertentu.
Pengobatan Hiperhidrosis
Penanganan hiperhidrosis dilakukan berdasarkan penyebabnya. Jika disebabkan oleh masalah medis, penanganan yang dilakukan pun akan mendahulukan pengobatan kondisi medis terlebih dulu. Namun jika tidak ada kondisi medis atau penyebab pasti, fokus penanganannya adalah mengendalikan keringat yang keluar secara berlebihan.
Langkah penanganan yang umum dilakukan dokter untuk mengobati hiperhidrosis, yaitu:
- Pemberian obat-obatan. Obat yang diberikan adalah antiperspirant yang mengandung aluminum chloride. Kandungan tersebut mampu menyumbat kelenjar keringat sehingga berhenti memproduksi banyak keringat.
- Iontophoresis (alat penghambat keringat). Terapi ini dilakukan untuk menghambat kelenjar keringat menggunakan aliran listrik.
- Suntikan botulinum toxin (botox). Suntikan botox mampu menghambat saraf penghasil keringat secara sementara. Tiap bagian tubuh akan disuntik beberapa kali dan diawali dengan pemberian obat bius lokal. Efek suntikan ini dapat bertahan hingga 12 bulan.
- Operasi. Operasi dilakukan untuk mengangkat kelenjar keringat. Umumnya, pengangkatan kelenjar keringat hanya dilakukan di ketiak. Sedangkan untuk mengendalikan keringat di tangan, dokter melakukan simpatektomi.
Selain melakukan penanganan secara medis, beberapa hal bisa kamu lakukan di rumah guna mengendalikan keluarnya keringat dan mencegah bau badan. Hal tersebut meliputi:
- Mandi setiap hari. Mandi dapat mencegah perkembangan bakteri di kulit. Setelah mandi, segera keringkan tubuh, terutama bagian ketiak dan jari tangan.
- Memilih sepatu dan kaos kaki berbahan katun untuk menyerap keringat dan ringan, serta jaga kebersihan kaki dengan selalu mengganti kaos kaki secara rutin.
- Melakukan teknik relaksasi untuk mengendalikan emosi dan mencegah stres yang dapat memicu keluarnya keringat secara berlebih.
Lakukan Olahraga Relaksasi dengan Produk Berkualitas di Shopee
Nah, itu dia Sobat Shopee, ulasan mengenai pengertian, gejala, dan pengobatan hiperhidrosis yang bisa kamu lakukan. Hiperhidrosis kerap terjadi tanpa adanya sebab, terutama untuk jenis hiperhidrosis primer dan hal ini sangat bergantung dengan suasana hati karena sistem saraf mendorong kelenjar keringat untuk bekerja lebih aktif.
Untuk itu, kamu bisa lakukan teknik relaksasi guna mengendalikan keluarnya keringat secara berlebih dan mencegah datangnya perasaan negatif lainnya. Hal itu bisa kamu lakukan dengan olahraga ringan.
Segala kebutuhan dan perlengkapan olahraga bisa kamu dapatkan seperti yoga mat, sepatu, dan baju olahraga dengan mudah dan murah hanya di Shopee.
Yuk, lengkapi kebutuhan olahragamu dan sehat bersama Shopee!