Kalau bicara tentang bulan Ramadan, pasti kita nggak akan bisa melepaskannya dengan tradisi mudik. Tradisi dimana orang-orang akan mengunjungi keluarganya di daerah asalnya saat lebaran tiba ini biasanya mulai ramai dilakukan pada hari-hari terakhir bulan puasa.
Meski sudah sangat familiar untuk telinga kita, namun tahukah kamu asal-usul tradisi mudik? Yuk cari tahu disini.
KONON SUDAH ADA SEJAK ZAMAN MAJAPAHIT
Tradisi mudik di Indonesia diklaim sudah dilakukan sejak masa pemerintahan Majapahit, sekitar tahun 1200-an akhir hingga tahun 1500 Masehi. Wilayah kekuasaan Majapahit yang cakupannya hampir seluas Nusantara kala itu membuat banyak penduduknya pindah ke daerah lain.
Nah, dalam peringatan hari-hari besar keagamaan, penduduk yang telah pindah ke daerah lain ini biasanya akan mengunjungi daerah asalnya, baik untuk berkumpul dengan keluarga, maupun untuk membersihkan makam para leluhur mereka yang juga dimaksudkan untuk meminta keselamatan.
MUNCULNYA ISTILAH MUDIK
Istilah mudik sendiri baru terdengar di Indonesia sekitar tahun 1970-an, ketika Jakarta sedang mengalami perkembangan pesat.
Keadaan ini yang mengundang banyak pendatang untuk mengadu nasib di Ibukota. Mereka yang kemudian bekerja di Ibukota hanya mendapatkan libur saat lebaran, maka dari itu momen libur lebaran ini digunakan untuk pulang ke daerah asal mereka. Kata Mudik sendiri bisa dilihat dari budaya Betawi dan budaya Jawa nih.
Butuh tas untuk mudik? Cek di Shopee!
ISTILAH MUDIK VERSI BETAWI
Dahulu dalam masyarakat Betawi, istilah mudik yang bermakna hulu, yang berlawanan dengan milir yang bermakna hilir. Sehingga, mudik kemudian diartikan sebagai aktivitas untuk pulang ke daerah asal atau hulu dan milir dipakai untuk istilah ketika para nelayan akan berangkat melaut. Istilah ini dikenal di era Batavia saat kejayaan Sunda Kelapa, dan masih dipakai di daerah-daerah di Pantai Utara Jawa.
Ada pula yang mengartikan mudik sebagai menuju udik. Untuk diketahui, sejak saat itu sudah banyak orang-orang dari luar Jawa yang bekerja di Sunda Kelapa. Para pendatang ini akan kembali ke daerah asalnya kala Idul Fitri tiba.
MUDIK MENURUT BUDAYA JAWA
Dalam budaya Jawa, mudik sebenarnya adalah singkatan dari Bahasa Jawa Ngoko. Mudik yang merupakan singkatan dari mulih dilik mempunyai arti pulang sebentar.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, mudik dikaitkan dengan kata udik yang berarti kampung, desa, atau wilayah yang berlawanan makna dengan kota. Sehingga, hingga kini mudik dikenal sebagai perjalanan yang umumnya dilakukan oleh para migran atau pendatang untuk mengunjungi kampungnya.
Image: Unsplash
ZV