Tak ada pihak yang membantah jika Bali United benar-benar layak menjadi juara Shopee Liga 1 2019. Konsistensi yang diperlihatkan Serdadu Tridatu menegaskan bahwa mereka adalah tim dengan mental juara.
Apa yang dilakukan Bali United di Shopee Liga 1 telah mengajarkan banyak hal. Salah satu pelajaran yang bisa dipetik adalah jiwa pantang menyerah mereka. Dua momen kegagalan itu tak membuat mereka kehilangan arah.
Kegagalan pertama bisa dibilang paling memilukan. Bayangkan saja, mereka gagal menjadi juara di musim 2017 hanya karena kalah head to head dari Bhayangkara FC. Lebih menyakitkan lagi, kegagalan itu dibumbui kontroversi kemenangan WO Bhayangkara FC atas Mitra Kukar.
Di musim 2018, mereka memang tak masuk dalam daftar kandidat juara. Hal tersebut dikarenakan penampilan mereka yang sangat buruk. Di akhir musim, mereka pun hanya bisa finis di urutan 11 dengan raihan 45 poin dari 34 pertandingan.
Tak hanya itu, mereka juga diterpa isu konflik internal. Puncaknya adalah ketika Irfan Bachdim meninggalkan stadion saat menjamu Persebaya Surabaya meski laga belum berakhir. Akibat kondisi tersebut, Widodo Cahyono Putro memutuskan mundur dari kursi pelatih.
Awal Kedatangan
Manajemen pun berbenah untuk menyambut musim 2019. Perubahan mereka diawali dengan menunjuk Teco sebagai pelatih anyar. Mereka tergiur dengan kemampuan pelatih asal Brasil itu yang membawa Persija Jakarta menjadi juara Liga 1 2018.
Kedatangan Teco diiringi dengan perekrutan pemain-pemain anyar. Sebut saja Paulo Sergio, Gunawan Dwi Cahyo, Leonard Tupamahu, dan Willian Pacheco. Kehadiran pemain-pemain tersebut memberikan dampak yang signifikan bagi permainan Bali United.
Kemampuannya meracik skuad dan menekan ego masing-masing pemain pun diperlihatkan Teco. Hasilnya, Bali United pun menjadi tim yang solid dan memiliki kualitas di semua lini.
Tak ada tim yang bisa menandingi konsistensi mereka. Gelar juara pun menjadi milik mereka meski musim masih menyisakan empat pertandingan. Sejauh ini mereka juga menjadi tim yang kebobolan paling sedikit.
Sukses menjadi juara pun membuat Teco mencatatkan rekor baru. Ia menjadi pelatih pertama yang meraih gelar juara di kompetisi tertinggi Indonesia secara beruntun.
Mengembalikan Ketajaman Spaso
Salah satu kunci Serdadu Tridatu menjadi juara adalah berkat ketajaman Ilija Spasojevic dan ini merupakan buah dari tangan dingin Teco. Berkat pelatih berusia 45 tahun ini, Spaso sukses kembali menunjukkan ketajamannya.
Ya, Spaso sempat dianggap sebagai rekrutan gagal. Pemain naturalisasi tersebut gagal menunjukkan performa terbaiknya di musim perdana (2018). Padahal, ekspektasi yang ada di pundaknya begitu besar.
Bali United awalnya tergiur dengan aksi Spaso di Bhayangkara FC pada musim 2017. Saat itu, ia mampu mencetak 13 gol dari 16 laga dan membantu The Guardians meraih gelar juara Liga 1 2017.
Namun, di musim 2018, ia hanya bisa membukukan sembilan gol dari 28 pertandingan. Bangkit, ia pun menggila di musim 2019 dengan mencetak 16 gol dari 32 pertandingan. Spaso sendiri mengakui kembalinya naluri mencetak gol dirinya berkat peran Teco.
“Pasti ada pengaruhnya dari pelatih. Sistem yang Teco terapkan sangat cocok dengan cara permainan saya sebagai target man,” tegas Spaso.
Featured