Bagaimana Proses Terjadinya Hujan? Yuk, Pahami di Sini!

proses terjadinya hujan

Proses terjadinya hujan adalah fenomena alam ketika butiran air jatuh dari awan ke permukaan bumi. Hujan menjadi sumber utama air bersih yang bermanfaat bagi kehidupan, mulai dari menjaga ekosistem, membantu irigasi, hingga mendukung pembangkit listrik tenaga air. 

Namun, tidak semua air hujan sampai ke daratan karena sebagian bisa kembali menguap, terutama di wilayah panas dan kering seperti padang gurun. Dalam siklusnya, ada pula tanda hujan akan turun yang bisa diamati dari perubahan kondisi alam sekitar.

Peristiwa ini melalui siklus hujan yang panjang, mulai dari penguapan, pembentukan awan, hingga turunnya air ke bumi. Lantas, bagaimana proses terjadinya hujan? Pahami penjelasan lengkapnya di artikel ini.

Apa Itu Hujan?

Hujan adalah peristiwa jatuhnya air dari awan ke permukaan bumi. Air hujan menjadi sumber utama kehidupan, mulai dari mengairi ladang pertanian dan perkebunan, mengisi sungai, danau, hingga waduk buatan sebagai habitat ikan. 

Selain itu, hujan juga berperan penting dalam menyediakan sumber mata air bagi makhluk hidup, mendukung kebutuhan industri, hingga menggerakkan pembangkit listrik. 

Bahkan ketika akhirnya mengalir ke laut, air hujan tetap bermanfaat sebagai sumber pangan dan kehidupan biota laut.

Proses Terjadinya Hujan

proses terjadinya hujan
Sumber: freepik.com/@denayune

Proses terjadinya hujan berlangsung melalui beberapa siklus air hujan, mulai dari penguapan hingga turunnya titik-titik air ke permukaan bumi. Untuk lebih jelasnya, berikut ulasan lengkap yang dapat menjawab pertanyaan jelaskan proses terjadinya hujan.

1. Evaporasi

Evaporasi adalah proses penguapan air akibat panas matahari. Perairan di bumi, seperti sungai, danau, serta laut akan menguap, begitu juga air dari tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan karena semua makhluk hidup mengandung air.

Diperkirakan setiap detik sekitar 16 juta ton air menguap ke udara, atau setara 513 triliun ton per tahun, jumlah yang sama dengan volume air hujan yang kembali turun ke bumi.

Baca juga: 100 Kata-kata Hujan yang Aesthetic, Cocok Dijadikan Status 

2. Kondensasi

Uap air hasil penguapan akan naik ke atmosfer dan mengalami pendinginan seiring bertambahnya ketinggian.

Saat suhu turun, uap air berubah menjadi butiran embun yang kemudian bergabung membentuk tetesan air lebih besar hingga menjadi gumpalan awan. 

Pada tahap ini, ukuran tetesan air sekitar 5–20 mm dengan kecepatan jatuh 0,01–5 cm per detik. Namun, karena ukurannya kecil dan terbawa aliran udara, tetesan tersebut belum bisa mencapai permukaan bumi.

3. Pembesaran Awan

Awan-awan kecil yang terbentuk sebelumnya akan saling bertabrakan dan bergabung dengan bantuan angin hingga membentuk awan yang lebih besar. 

Saat naik ke ketinggian dengan suhu lebih rendah, awan tersebut menjadi semakin gelap dan dari bawah terlihat berwarna kelabu atau yang biasa disebut mendung.

4. Presipitasi

Presipitasi terjadi ketika awan yang terbawa angin menuju wilayah lebih dingin terus membesar karena menampung banyak uap air. 

Saat kapasitasnya sudah tidak mampu menahan beban, massa awan menjadi terlalu berat dan akhirnya turun ke bumi sebagai tetesan air hujan.

Jenis-Jenis Hujan 

proses terjadinya hujan
Sumber: freepik.com/@brgfx

Setelah memahami ada beberapa jenis hujan yang dibedakan berdasarkan proses terbentuknya maupun karakteristiknya. Yuk, kenali satu per satu jenis hujan berikut ini.

1. Hujan Frontal

Hujan frontal terjadi saat udara panas yang naik ke atmosfer bertemu dengan udara dingin di atasnya. 

Pertemuan ini membuat udara dingin membentuk awan stratus yang kemudian turun sebagai hujan. Jenis hujan ini biasanya berlangsung cukup lama dan kadang disertai petir serta kilat.

Baca juga: 10 Rekomendasi Merk Jas Hujan Terbaik

2. Hujan Kovektif

Hujan konvektif terjadi akibat perbedaan panas antara permukaan tanah dan lapisan udara. Udara panas yang naik ke atmosfer akan mendingin, lalu membentuk awan cumulonimbus dan turun sebagai hujan. 

Jenis hujan ini biasanya hanya mencakup wilayah kecil sehingga sering terlihat hujan deras di satu area sementara daerah sekitarnya tetap kering.

3. Hujan Muson

Hujan muson terjadi akibat angin muson yang berhembus dari Benua Asia ke Australia seiring perubahan musim. 

Saat melewati samudra, angin ini membawa banyak uap air yang kemudian membentuk hujan. Jenis hujan ini sering turun di wilayah India, Asia Tenggara, dan beberapa kawasan lainnya.

4. Hujan Orografis atau Relief

Hujan orografis terjadi di daerah perbukitan atau pegunungan ketika angin mendorong udara naik ke lereng. Udara yang semakin tinggi akan mendingin, lalu mengembun membentuk awan dan akhirnya turun sebagai hujan di permukaan bumi.

Penuhi Kebutuhan Musim Hujan dengan Lebih Praktis di Shopee!

Itulah penjelasan mengenai proses terjadinya hujan yang penting untuk dipahami. Fenomena alam ini memang membawa banyak manfaat, tetapi juga perlu diantisipasi dengan baik agar aktivitas tetap berjalan lancar.

Kabar baiknya, semua perlengkapan untuk menyambut musim hujan bisa kamu temukan dengan mudah di Shopee. Mulai dari jas hujan, payung, sandal antislip, hingga vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh tersedia lengkap dengan kualitas terbaik.

Belanja pun jadi lebih praktis karena bisa langsung dari official store dengan metode pembayaran yang fleksibel, seperti COD, transfer bank, maupun ShopeePay. 

Jangan lupa juga memanfaatkan berbagai promo menarik, mulai dari diskon, gratis ongkir, hingga penawaran spesial saat live shopping.

Yuk, persiapkan kebutuhan musim hujanmu sekarang juga dengan belanja praktis di Shopee!

Baca juga: 30 Kata-Kata Tentang Hujan yang Bijak dan Lucu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *