20 Puisi 17 Agustus yang Penuh Makna

puisi 17 Agustus

Ada banyak cara untuk menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia, salah satunya mengikuti lomba baca puisi 17 Agustus. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat irama, matra, rima serta penyusunan larik dan bait. Ada berbagai contoh puisi kemerdekaan 17 Agustus yang bisa digunakan dalam lomba baca puisi. Simak selengkapnya di sini!

Baca Juga: 50 Ucapan 17 Agustus yang Bangkitkan Nasionalisme

Kumpulan Puisi 17 Agustus yang Bangkitkan Semangat Kemerdekaan

Berikut ini beberapa puisi Hari Kemerdekaan yang membangkitkan rasa nasionalisme.

1. Puisi 17 Agustus Penuh Makna

  • Satu Indonesia

Karya: Wisnu Nata

Indonesiaku

Indonesiamu

Indonesia kita

Jayalah bangsa

 

Merah Putih Benderanya

Garuda Lambang Negaranya

Pancasila dasar Negaranya

Indonesiaku

 

Samudera nan luas beribu pulau

Kaya Sumber Daya dan Budayanya

Beraneka ragam sukunya

Berbeda Agamanya

 

Namun tetap Satu Indonesiaku

 

  • Topeng

Karya: Wisnu Nata

Merintih sedih Sang Pendiri Bangsa

Pilu melihat tingkah laku anak bangsa

Sedikit jasa diekspos di media masa

Kepentingan pribadi atas nama rakyat,

bangsa dan negara

 

Rakyat tertipu janji manis para penguasa

Uang recehan penarik suara

Haram, halal ditempuh dengan segala cara

Demi tercapainya ambisi berkuasa

 

Sungguh jauh dari nilai agama

Tebar pesona nilai agama

Berderma bukan karena Tuhan semata

Demi jabatan, harta, dan tahta

 

  • Kamilah yang Pantas Merdeka

Karya: Annuquyah

17 Agustus kembali datang

Banyak sejarah, banyak pengorbanan, banyak peninggalan

Musium yang mengabadikan

Buku sejarah yang menceritakan

 

Inilah kami tidak takut gugur di medan perang

Tujuan kami bukan kematian melainkan kemerdekaan abadi

Wahai penjajah!

Kedatanganmu memberontak, merampas, mencacimaki

dan menyiksa orang-orang tak berdosa

 

Entah mengapa kata putus asa

Tidak pernah tertulis dalam pendirian kami

Meskipun pada akhirnya kami jadi sejarah

yang mungkin selamanya dikenang

 

Sebelum itu, darah menjadi minuman kami

Bunyi pistol menjadi syair di setiap derap langkah

Peluru menjadi makanan kami

Ada yang melintas, ada yang diam

Ada yang menembus tubuh memanggil kematian

 

Tumbuh menjadi pengorbanan

Kami dapatkan kemerdekaan yang kami impikan

Kamilah yang pantas merdeka

 

  • NKRI Harga Mati

Karya: Wisnu Nata

Jangan kau ragukan kesetiaan kami pada negeri ini

Jangan kau katakan kami intoleransi

Negeri kami sangat kami cintai

Indonesia Tanah Air kami

 

Tak kan rela sejengkal

tanah air kami lepas dari bumi pertiwi

Tetap berkibar sang merah putih

Indonesia Jaya kan tetap abadi

 

Timor Timur adalah masa lalu

Jangan ada yang berpisah seperti itu

Aceh, Maluku, Papua yuk bersatu

NKRI tetap di dalam kalbu

 

  •  Bukan Sekadar Warna

Karya: Wisnu Nata

Aku kagum pada pendiri negeri ini

Memilihmu Merah dan Putih

Simpel namun penuh arti

Lambang penyatu NKRI

 

Beribu nyawa melayang mempertahankanmu

Demi tetap berdirinya Indonesia satu

Jiwamu berani dan suci selalu

Tetap terkenang di dalam kalbu

 

Kami penerus negeri ini kan selalu mengabdi

Belajar, bekerja mencari ridho ilahi

Karakter baik kami junjung tinggi

Sampai ajal menjemput kami

 

  • Barisan Masa Depan

Karya: Acep Suhendar

Kami sudah siap bergerak

Kami sudah tak sabar untuk menatap langit

Gerakan kami serentak

Untuk segera menemukan berlian yang terkubur

 

Nyali kami tak bisa diukur oleh apapun

Ketika bel berbunyi

Kami akan berlari sekencang-kencangnya

Menyongsong masa baru yang akan datang

 

Beritakan hal ini pada Bung Karno

Beritakan juga hal ini pada Bung Hatta

Bahwa mereka tak pernah sia-sia menciptakan negeri ini

Bahwa mereka telah berhasil memerdekakan bangsa ini

 

Kami barisan masa depan bergerak tanpa batas

Lampaui batas kemampuan dan bakat kami

Kami nyawa negeri ini

Kami pondasi bangsa ini

 

Dan kamilah yang memandu ibu bapa

Menuju podium kemenangan sesungguhnya

 

  •  Merdeka atau Mati

Karya: Wisnu Nata

Alangkah beraninya para Pemuda Pemudi

Memilih kata Merdeka atau Mati

Sebagai bukti kecintaan pada Negeri

Dari cengkeraman penguras hasil bumi

 

Jangankan harta benda dan segala yang disuka

Nyawapun jadi taruhannya

Walau hanya bambu sebagai pusaka

Bulatkan tekad bersama tuk meraih cita-cita

 

Tujuh puluh empat tahun usiamu

Semakin matanglah jiwamu

SDM Unggul di segala penjuru

Untuk kesejahteraan rakyat Indonesia Maju

 

  • Realita Kemerdekaan Bersuara

Karya: Ade Lanuari Abda Syakura

Buat apa merdeka jika kebebasan berbicara dibungkam?

Kritik ke tas hancur tangan dipasung

Bukankah sebuah suara menjadi bernilai kebaikan

Apabila ditanggapi secara bijak?

 

Sayang tidak bagi kita yang berada di sini

Kritik hanyalah upaya menebar fitnah keji

Untuk menjatuhkan orang lain

 

Sungguh tak pernah terbayang dalam benak kami

Untuk menebar fitnah di sini

Menghancurkan negeri yang telah lama merdeka

dari rongrongan penjajah

 

Kami hanya ingin memperbaiki negeri ini dengan lisan kami

Kami hanya ingin menyampaikan bahwa kemerdekaan

Tak hanya mengusir para penjajah

Melainkan menghancurkan segala hal yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan

 

Sehingga memanusiakan manusia bukan lagi menjadi pemanis di bibir

Sejatinya menjadi ruh dalam setiap perbuatan mereka

 

Kami rindu kemerdekaan ini

Di mana nyaris tergenggam pada tangan

Apakah kami bisa menggapainya di masa depan?

 

2. Puisi Kemerdekaan 17 Agustus

  • Riwayatmu Kini

Karya: Aldi Mubarok

Pertiwi di usia renta genap tujuh puluh enam tahun

Masih menjadi budak nafsu bagi mereka si hidup belang

Gunung menyembul, ranum nan rimbun

Sebelum diremas tangan-tangan binal

Bibir sensual, mengalir sungai

Dilumat hingga kering kerontang

 

Meringis tatkala beton menancap pada tubuh

Derai air mata tak bisa dibendung

Meluap membasahi pori-pori tiap kota

Berontak dari dekapan galak

 

Berjalan lunglai setengah sadar

Sambil bergumam:

“Aku ingin kebebasan; kesejahteraan”

 

  • Merah Putih untuk Pertiwi

Karya: Alfin Nihayatul Islamiyah

Guratan tinta emas dalam kertas bekas

Memori masa kelam terlintas

Dalam balutan darah yang masih menggenang

Melaju melewati masa menjadi kenangan

 

Maksud terbuai dalam hati yang luluh

Kisa puluhan tahun yang beradu dalam peluh

Kelu; rasanya hati berdayuh-dayuh

Kertas bekas waktu menjadi rapuh

 

Merdeka! Diiringi Indonesia Raya yang menggema

Air mata yang siap meluncur kapan saja

Penantian penghujung usia

Akhir kata yang menjadi lega seluruh warga bumiputera

 

  • Manifestasi Anak Pertiwi

Karya: Alfonsius Wedhu

Tujuh puluh enam tahun lamanya

Kalimat ini mulai kembali bergema

Berwajah cerah melihat cakrawala

Karena bangsaku telah hadir dengan debutante politisi

 

Wahai engkau bangsa pertiwi

Wajah yang mencoret seberkas senyumpun tak pernah kudapati

Luka yang dalampun tak pernah mereka ampuni

Hanya karena kalimat ini tertulis rapih atas negri ini

Kemerdekaan Indonesia NKRI harga mati

 

Jiwa ini terbungkam rapat

Pedihnya perjuanganmu tak dapat ku ceritakan

Ketika pulpen dan kertas seolah sedang bergelut

Jiwa patriotmu akan jadikan ragam penghargaan

 

Melihat merah putih telah berkibar

Menghirup udara segar yang saat ini aku rasakan

Sepilu yang dulu kau samarkan

Hanya demi melihat bangsamu ini berjaya

Kini aku boleh berdiri dengan kedua kaki di tanah air ini

 

  • Getir Proklamasi

Karya: Muharami Aisyah Hanafi

Masa yang telah lama dinantikan

Di mana para rakyat mendapat kebebasan

Dan hasil Nusantara, tak lagi jadi rebutan

Indonesia, memegang kuasa penuh, atas tanah pijakan

Semua, berkat jasa juang para pahlawan

Yang menuai jerih payah pengorbanan

Sehingga, menggenggam kekuasaan kembali, setelah banyak pertikaian

 

Ibu pertiwi, dengan bermacam keanekaragaman

Menyatukan usaha tuk tercapainya tujuan

Demi terhentinya berbagai ancaman

Menguatkan kembali pertahanan

Melindungi wilayah yang sudah seharusnya tetap aman

 

Ketika proklamasi telah resmi terucap khidmat

Para penduduk turut bersemangat

Bersorak-sorai merdeka, dari tiap sudut kota

Bersama cerahnya sinar mentari yang begitu hangat

Linangan air mata, bersama senyum bahagia

Menatap penuh harap, akan selalu jaya tiap masa

 

  • Merah Putih Terus Berkibar

Karya: Murni

Hari kemerdekaan telah tiba

Saatnya kita merayakan

Dengan penuh kebahagiaan

Rasa campur aduk dalam hati

 

Di bawah langit biru

Di atas jiwa yang besar

Sebuah tiang berdiri tegak

Merah putih berkibar tanpa henti

 

Dengan rasa hormat

Aku terharu akan hal ini

Betapa rasa kebahagiaan ini

Menghiasi seluruh jiwa

 

Indonesiaku,

Engkau negeri hebat bagiku

Layaknya langit biru

Yang terlihat cerah dipandang

 

Rasa kagumku tiada henti

Bagaikan rasa juangku

 

  • Kibar Sang Saka Merah Putih

Karya: Nita Amelya

Waktu demi waktu merasakan pahitnya peperangan

Mengorbankan segenap harta, bahkan nyawa

Bahkan pula keluarga tercinta

Teriris jikalau diingat

 

Namun penuh makna

Dengan melihat sang saka dikibarkan

Tepat di hari kemerdekaan

Hingga pada akhirnya merasakan titik lega

Bahwa perang sudah tidak lagi ada

Bahwa tangis darah berubah kebahagiaan

Karena kita sudah merdeka

 

Semua berkat segenap pahlawan bangsa

Yang telah berkorban menyelamatkan negara

Tanpa pernah mengenal lelahnya perjuangan

Demi merah putih dikibarkan

 

  • Pahlawanku

Karya Wisnu Nata

Kata-katamu tak kan terlupa

Perilakumu sangat mulia

Jiwa ragamu kau korbankan demi negeri tercinta Indonesia

Indonesia Raya Indonesia Jawa

 

Perih, pedih kau lupakan

Semangat perjuangan kau korbankan

Harta, jiwa dan raga untuk semua

Demi kejayaan bangsa dan negara tercinta

 

Pahlawanku, tanpamu takkan lahir Indonesia

Tanpamu, apalah kami jadinya

Semoga Tuhan Yang Maha Esa

Memuliakanmu di surga-Nya

 

  • Bambu Runcing

Karya: Wisnu Nata

Kalau bukan keyakinan

Tak mungkin bambu runcing melawan meriam

Tapi karena keyakinan, keikhlasan, semangat berjuang dan berkorban

Hancurlah pertahanan penjajah

 

Jangan pakai logika dan hitung matematika

Ibarat durian beradu dengan mentimun

Hancurlah mentimun bukan?

Bukan itu sayang

Tapi doa dan usaha serta takdir Tuhan

Merdekalah Indonesia

 

  • Pejuang Proklamasi

Karya: Wisnu Nata

Jangan remehkan pejuang diplomasi

Walau ia tak memikul senjata dan membawa amunisi

Dari Dialah terjadi komunikasi

Indonesia merdeka melalui jalur diplomasi

 

Panglima Besar Jendral Sudirman Bergerilya setiap hari

Sukarno Hatta bernegosiasi ke luar negeri

Semua untuk tujuan sehati

Indonesia Merdeka dengan Bendera Merah Putih

Baca Juga: 10 Ide Hiasan 17 Agustus dari Bahan Bekas, Unik dan Kreatif!

Itulah sederet puisi 17 Agustus yang penuh makna dan membangkitkan semangat kemerdekaan. Agar 17 Agustus semakin meriah, pastikan untuk membeli pernak-perniknya di Shopee. Banyak promo yang bisa kamu gunakan, seperti diskon live shopping Shopee Live, Gratis Ongkir, dan promo Shopee Video. Metode pembayarannya juga beragam, seperti ShopeePay hingga pay later. Semoga bermanfaat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *