Cek beberapa puisi untuk Hari Ibu yang menyentuh hati di sini! Hari Ibu bukan sekadar tanggal dalam kalender, tetapi juga panggilan untuk merayakan kehadiran mereka yang memberikan kasih sayang tak terbatas. Dalam serangkaian kata yang merayakan kekuatan dan kelembutan ibu, mari kita temukan keindahan dalam puisi untuk Hari Ibu yang menyentuh hati.
Baca Juga: 60 Kata-kata Ucapan Hari Ibu yang Unik dan Menyentuh
Peringatan Hari Ibu, baik secara nasional maupun internasional, memiliki perbedaan. Di Indonesia, peringatan ini dikenal sebagai Peringatan Hari Ibu (PHI) atau Hari Ibu Nasional, yang jatuh pada tanggal 22 Desember setiap tahun. Tanggal ini secara resmi ditetapkan melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1959, meskipun tidak dianggap sebagai hari libur nasional.
Sementara itu, secara internasional, peringatan Hari Ibu dikenal sebagai International Mother’s Day dan dirayakan setiap tahun pada hari Minggu pekan kedua di bulan Mei. Perbedaan antara keduanya terletak pada tanggal peringatan, tujuan, serta sejarahnya.
Puisi untuk Hari Ibu tidak hanya sekedar rangkaian kata, melainkan serangkaian ungkapan cinta, penghargaan, dan kenangan yang merayakan sosok penuh kasih yang telah membentuk kita. Berikut puisi untuk Hari Ibu yang bisa menjadi referensi:
Dalam pelukan kasihmu, oh Ibu tercinta,
Sebuah kisah abadi tentang cinta yang tulus.
Engkau bagai bintang di malam pekat,
Pandu langkahku, selalu hadir saat ku terluka.
Dalam senyum manismu, tergambar kenangan,
Jalanan hidupku diukir bersama senandung sayang.
Oh, Ibu, engkau tak tergantikan,
Dalam hatiku, kasihmu abadi tak terhingga.
Warna-warni pelangi menari di langit biru,
Bagai kasih Ibu yang tak pernah luntur.
Merah adalah keberanianmu dalam melangkah,
Biru adalah ketenangan saat ku bimbang.
Hijau adalah harapan yang kau tanamkan,
Kuning adalah cahaya kasihmu yang menyinari.
Dalam pelukmu, seperti pelangi yang menyatukan,
Hari Ibu adalah pesta warna kasih tak terkira.
Pagi membuka matamu yang hangat,
Seperti sinar mentari yang menyapa hati.
Ibu, kau adalah embun pagi yang menyejukkan,
Menyirami bunga-bunga di taman hati.
Dalam pelukanmu, seperti pagi yang tenang,
Heningnya mengalir dalam kata-kata sayang.
Setiap kata yang terucap, mengalun seperti nyanyian,
Sajak pagi bersamamu, tak terlupakan dalam ingatan.
Jejak langkahmu terukir di pasir waktu,
Seiring berjalannya waktu, tetap terjaga indahnya.
Ibu, kau adalah petunjuk di kehidupanku,
Bimbing langkahku, di setiap liku perjalanan.
Begitu banyak cerita dalam jejakmu yang tertinggal,
Kasih dan pengorbananmu tak terhingga,
Meski terkadang tak terucap, tetapi terasa dalam hening,
Jejak Ibu, petualangan abadi yang tak terlupakan.
Dalam gemuruh kehidupan, ada melodi lembut,
Melodi kasih Ibu, tak pernah surut.
Dalam setiap irama, terdengar doa-doa,
Menyertai langkahku di setiap perjalanan.
Kau adalah komposer dalam kisah hidupku,
Lirik cinta terpahat dalam matahari terbenam.
Melodi kasih Ibu, lebih indah dari semua lagu,
Dendangkan sepanjang waktu, dalam hati yang penuh cinta.
Sejernih cermin hatimu, Ibu tercinta,
Merefleksikan kebaikan dalam setiap tindakan.
Meski tak sempurna, namun penuh keikhlasan,
Cermin hati Ibu, pancaran cahaya kehidupan.
Dalam sorot matamu, terbaca doa-doa,
Bagai bintang yang berbisik di malam sepi.
Ibu, dalam cermin hatimu aku belajar,
Arti kasih sejati dan kebaikan yang abadi.
Bagaikan pohon yang teguh berakar,
Kasih Ibu, kekuatan yang tak tergoyahkan.
Ranting-rantingnya menyelimuti keluh kesah,
Daun-daunnya menari dalam hembusan angin.
Buah-buahnya adalah kebahagiaan keluarga,
Kasih yang tumbuh dan berbuah sepanjang masa.
Oh, Ibu, kau adalah pohon kehidupan,
Menyediakan naungan dalam panas dan hujan.
Dalam panggung cinta yang kau bangun,
Peran Ibu adalah bintang utama yang bersinar.
Drama kehidupan dipentaskan setiap hari,
Namun, cinta Ibu adalah skenario terindah.
Rasa bersyukur tak henti bergema di hati,
Ketika melihat kasih Ibu yang tak kenal batas.
Panggung cinta Ibu, panggung kehidupanku,
Terima kasih atas drama cinta yang abadi.
Sepanjang langit biru tak bertepi,
Sepanjang lautan yang tak terhingga.
Itulah sejauh kasih Ibu, tak terukur,
Melintasi waktu dan ruang, hingga ke ujung bumi.
Dalam pelukanmu, Ibu tercinta,
Terasa hangatnya kasih tanpa batas.
Bagaikan sinar bulan di malam gelap,
Memberikan cahaya pada setiap langkahku.
Di pesisir kasih Ibu, ombak cinta bergulung,
Menyisir pantai kenangan yang tak terlupakan.
Pasir putih adalah jejak langkahmu,
Yang tetap abadi meski waktu terus berlalu.
Begitu dalam, samudera kasih dalam pelukanmu,
Pesisir kasih Ibu, tempatku kembali.
Di setiap pasang surut kehidupan,
Kau tetap menjadi mercusuar cinta yang abadi.
Di taman bunga cinta yang abadi,
Ibu, bidadari kasih terindah.
Mengajarkan langkah pertama,
Menuntun tangan dalam mimpi.
Di matahari senja kehidupan,
Ibu, sumber harapan sejati.
Terukir dalam kenangan manis,
Pelukan hangat di malam dingin.
Dalam pelukanmu, ibu tercinta,
Dunia penuh kasih dan cerita.
Di hatimu tumbuh bunga-bunga,
Warna-warni indahnya kasihmu.
Jiwamu terukir dalam doa,
Hari-hari bersamamu tak terlupa.
Di matahari terbenam, sorot mata,
Ibu, pelita cahaya dalam malam.
Melodi kasih dalam suara senyummu,
Ibu, pelindung di setiap hujan.
Dalam kelembutan kata-kata,
Kau bak peluk hangat di hati.
Langit biru tak seindah kasihmu,
Di tanganmu, pelangi setiap duka.
Bersyukur atas cinta tiada batas,
Ibu, dalam puisi ini kau bersinar.
Ibu, di pelukan hangatmu,
Seperti embun pagi menyegarkan.
Doamu melintasi langit-langit,
Menjadi bintang di malam gelap.
Di pagi hari, matahari bersinar,
Seiring tawa kita berdua.
Hari Ibu, syukur untukmu,
Pelita di jalan yang panjang.
Jejak langkah teriring oleh senyum,
Ibu, pelita dalam kegelapan.
Dalam tatapanmu, bintang bersinar,
Menyinari malam yang sunyi.
Terukir indah dalam kalbu,
Kisah kasih, tiada terkira.
Hari Ibu, puji untukmu,
Dalam puisi ini, nama tercantum.
Di taman kenangan, bunga mekar,
Ibu, guru dalam setiap langkah.
Kau taburkan biji kasih,
Menjadi pohon kebijaksanaan.
Di pelukanmu, dunia damai,
Tiap nafas penuh arti.
Terima kasih, Ibu tercinta,
Dalam puisi ini, doa terpancar.
Bentang kasihmu luas menyelusuri,
Ibu, pahlawan dalam kisah hidup.
Kau temani dalam setiap pelukan,
Tak kenal lelah, selalu di sisi.
Di jalan hidup yang terjal,
Bersamamu, semua jadi indah.
Hari Ibu, syukur dan doa,
Untukmu, ibu tercinta sepanjang masa.
Ibu, dalam sentuhanmu terasa nyaman,
Bagai angin lembut di musim semi.
Kau relakan waktu dan tenagamu,
Untuk anak-anak, engkau sumber kekuatan.
Di matahari terbenam yang merah,
Dalam puisi ini, syukur terucap.
Hari Ibu, hadiah terindah,
Kau bintang di malam dan mentari di pagi.
Seri wajahmu bagai bintang gemintang,
Ibu, penuntun dalam gelap malam.
Kau adalah lagu nan merdu,
Mengiringi tidur dalam damai.
Di puncak gunung, di lembah sepi,
Kasihmu merajut kisah abadi.
Hari Ibu, pujian tak terhingga,
Kau pahlawan dalam setiap cerita.
Di alam mimpi, di dunia nyata,
Ibu, pemandu setiap perjalanan.
Tak kenal lelah, penuh pengorbanan,
Kau adalah pelita di setiap penjuru.
Dalam senyummu, ada keajaiban,
Di setiap puisi, namamu disebut.
Hari Ibu, sebagai syukur,
Kau dipuji dalam bait-bait cinta.
Di sudut hati, ibu bersemayam lembut,
Pilar kasih sayang, setiap hari terasa indah.
Bak matahari yang menyinari setiap sudut,
Ibu, penyemangat dalam setiap langkah.
Melodi cinta, meluncur dari senyumnya hangat,
Dalam pelukan, kita temui kebahagiaan tulus.
Tangan lembutnya, penopang dalam kepedihan,
Hari Ibu, tuk menyampaikan rasa syukur yang tak terbatas.
Jejak kasih, tergores di setiap langkah,
Ibu, pahlawan yang tak kenal lelah.
Di depan pintu hati, terbuka lebar,
Kau sumber inspirasi, oh, tuk kehidupan yang berharga.
Hari Ibu, tanda cinta yang abadi,
Seperti bunga mekar di musim semi.
Di pelukanmu, dunia terasa hangat,
Jejak kasihmu, membentuk takdir yang damai.
Dalam kelembutanmu, terukir kisah indah,
Ibu, penyemangat dalam segala keadaan.
Di pelukanmu, rasa aman terasa nyata,
Hari Ibu, saat kita menyuarakan terima kasih.
Setiap senyummu, sinar kebahagiaan terpancar,
Kau pelita di kegelapan malam.
Hari Ibu, ajarkan kita arti kasih sejati,
Sebagai pemandu dalam perjalanan hidup yang panjang.
Pagi datang, bersama aroma harum kopi,
Ibu, peluk hangatmu menyambut mentari.
Di keheningan pagi, doa-doa terpancar,
Hari Ibu, tuk merayakan cinta abadi.
Engkau guru pertama, pelita dalam kegelapan,
Melalui pesan bijak, membimbing kami melangkah.
Hari Ibu, seutas benang merah dalam cerita,
Kau takdir indah, bidadari tanpa sayap.
Hening malam, bintang-bintang bersinar redup,
Ibu, doa-doa tulusmu menyertai mimpi kami.
Di sepanjang malam, cahaya lilin berdansa,
Hari Ibu, tuk mengenang jasa dan kasih tak terhingga.
Melodi doa, melagukan syukur di malam gelap,
Kau tinta emas dalam buku cerita hidup.
Hari Ibu, layaknya lukisan indah nan abadi,
Wajahmu terukir dalam hati, tak pernah pudar.
Semoga puisi-puisi indah di atas membawa kita merenung dalam kelembutan dan kebesaran kasih seorang ibu. Dalam setiap bait, terukir kenangan, harapan, dan penghargaan untuk sosok yang memberikan kita kehidupan dan mengajar kita arti sejati dari cinta. Mari kita terus merayakan Hari Ibu tidak hanya satu hari, tetapi setiap hari, dengan hati yang penuh syukur dan kasih sayang.
Baca Juga: 35 Ide Kado untuk Hari Ibu, Ada Buket hingga Kartu Ucapan
Selain puisi, kamu juga bisa merayakan hari ibu dengan memberikan hadiah. Kamu bisa temukan berbagai produk yang bisa dijadikan kado untuk hari ibu di Shopee! Manfaatkan promo spesial dari Shopee seperti bebas ongkir. Ditambah lagi, Shopee Live yang kini hadir dengan promo dan potongan harga paling menggiurkan di fitur live shopping di Shopee tersebut!
Maksimalkan juga berbagai metode pembayaran yang tersedia untuk mempermudah dan memaksimalkan pengalaman berbelanja. Seperti transfer bank, ShopeePay, SPayLater, hingga COD Cash On Delivery. Apalagi, kini ada fitur COD Cek Dulu.
Dengan menggunakan COD Cek Dulu, kamu bisa membuka paket terlebih dahulu sebelum membayar kepada kurir. Jadi barang pesanan bisa kamu pastikan dulu kesesuaiannya sebelum membayar. Aman banget kan? Manfaatkan semua promonya ya, Sobat Shopee!
Fun Read