Meski baru berjalan tiga pekan, Shopee Liga 1 2020 telah menghasilkan pertarungan yang sengit di antara tim peserta. Hanya Persib Bandung yang meraih hasil sempurna dengan tiga kemenangan dari tiga laga.
Tak hanya soal rapor tim, keberadaan para pelatih asing juga layak untuk dicermati. Maklum, 11 dari 18 klub memutuskan untuk menggunakan jasa pelatih asing. Tujuh klub sisanya mempercayakan kemudi kepada pelatih lokal.
Dari 11 pelatih asing, tiga di antaranya belum memiliki pengalaman melatih di Indonesia hingga satu musim. Para pendatang baru ini pun memiliki rapor yang berbeda hingga pekan ketiga.
Sergio Farias (Persija Jakarta)
Persija memutuskan untuk tak melanjutkan kerja samanya dengan Edson Tavares yang tampil mengecewakan di Shopee Liga 1 2019. Tongkat kendali pun diberikan kepada Sergio Farias, pelatih asal Brazil.
Ia adalah pelatih dengan segudang pengalaman, bahkan sempat menukangi Timnas Brazil U-20 dan U-17. Di level klub, ia pernah melatih tim asal Korea Selatan, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Cina, Thailand, dan Mesir.
Bersama Persija, rapornya sejauh ini belum cukup memuaskan. Hanya empat poin yang bisa dipetik dari dua laga, menang 3-2 atas Borneo FC dan bermain imbang 2-2 melawan Bhayangkara FC. Di dua laga tersebut, Farias menggunakan pakem 4-3-3.
Ini memang menjadi formasi andalan Farias selama berkarier sebagai pelatih. Formasi alternatifnya adalah 4-2-3-1. Tampaknya, sampai saat ini ia masih butuh waktu untuk meramu skuad Persija yang dipenuhi pemain bintang
Paul Munster (Bhayangkara FC)
Sejatinya, Munster tak baru-baru amat dalam jagat sepak bola Indonesia karena ia sudah menukangi Bhayangkara FC sejak pertengahan musim lalu. Ia dianggap penyelamat karena membawa The Guardian finis di posisi keempat setelah sempat tertatih-tatih di awal musim.
Untuk musim 2020, manajemen Bhayangkara membekali Munster dengan skuad mumpuni. Banyak pemain bintang yang dihadirkan, mulai dari Saddil Ramdani, Ruben Sanadi, Andik Vermansyah, Renan Silva, hingga Ezechiel N’Douassel.
Seperti Farias, racikan Munster juga belum terlalu ampuh untuk Bhayangkara. Buktinya, mereka hanya bisa meraih hasil imbang di tiga laga beruntun. Selain bermain imbang melawan Persija, mereka juga ditahan Persiraja Banda Aceh 0-0 dan Persik Kediri 1-1.
Namun, banyak yang meyakini pelatih asal Irlandia Utara itu akan segera membawa Bhayangkara FC tampil memukau. Profilnya sebagai pelatih bertabur prestasi, khususnya dalam jagat sepak bola Irlandia Utara tentu akan menjadi modal utamanya
Bojan Hodak (PSM Makassar)
Ditinggal Robert Rene Alberts, PSM langsung mendapatkan penggantinya. Mereka menunjuk Hodak sebagai suksesor. Hodak adalah pelatih sukses di Malaysia yang telah memenangkan lima gelar.
Dibandingkan dengan Farias dan Munster, Hodak memiliki rapor paling mengesankan. Lima poin sudah diamankan tim Juku Eja dari dua laga, hasil dari satu kemenangan dan dua kali imbang. Dua hasil imbang didapat karena mereka harus menjalani laga sulit, yakni menjamu Barito Putera dan melawat ke markas Persita Tangerang.
Harus dipahami bahwa kualitas skuat PSM tak seperti yang dimiliki Persija atau Bhayangkara. Mereka juga dihuni banyak pemain mudah di bawah usia 23 tahun, salah satunya adalah Ezra Wallian yang direkrut pada bursa transfer lalu