Pernah nggak sih mendadak ngidam makan mie instan padahal sedang menjalankan program diet? Tak perlu lagi khawatir akan calorie intake yang berlebihan ketika menyantap mie instan, FIT Mee hadir menjawab dilema kalian, Sobat Shopee.
FIT Mee merupakan mie instan dengan bahan dasar yang terbuat dari konyaku, yaitu sejenis tanaman umbi-umbian khas negara Asia Timur yang mengandung pati. Konyaku sendiri hampir tidak memiliki kandungan kalori, namun kaya akan serat yang tinggi. Mie yang seringkali disebut mie shirataki ini juga bisa jadi pilihan untuk kamu yang menghindari atau alergi gluten lho.
Nah, untuk review jujur aja kali ini, saya mencoba FIT Mee dengan varian rasa soto. Kira-kira, bakal senendang rasa soto dari varian mie merk sebelah nggak ya?
Mudah nggak sih membuatnya?
Dalam proses penyajiannya, tak ada yang membedakan FIT Mee dengan varian mie instan lainnya di pasaran. Seperti biasa, kamu hanya perlu merebus mie dan sayuran kering ke dalam 400 ml air mendidih selama kurang lebih 5 menit. Sembari menunggu mie matang dan melunak, kamu bisa mempersiapkan bumbu di dalam mangkuk sajimu. Setelah mi matang, barulah tuangkan mie beserta kuahnya ke dalam mangkuk, lalu aduk hingga bumbu tercampur merata. Sebagai sentuhan akhir, tuangkan bawang goreng di atasnya untuk mempergurih rasa.
Bagaimana dengan rasa?
Dalam dunia per-mie instanan, produsen mie instan dari label sebelah memang seperti sudah memberikan pakem tersendiri pada lidah tentang bagaimana seharusnya kelezatan mie instan terasa. Namun perlu saya akui, FIT Mee rasa soto ini cukup memuaskan rasa ngidam yang kerap muncul selama menjalani program diet. Dengan presentasi warna yang cenderung pucat, tadinya saya sempat menurunkan ekspektasi saya terhadap FIT Mee rasa soto ini. Namun ternyata, setelah dicicipi, low expectation itu pun sirna.
FIT Mee rasa soto ini memang tidak menyuguhkan rasa gurih yang dominan layaknya mie instan pada umumnya. Namun begitu, rasa soto dari mie instan sehat ini cukup terasa di lidah, tak seperti produk diet-friendly lainnya yang kebanyakan hanya kuat di aroma namun hambar di rasa. Menurut lidah saya yang awam dan kerap ngaco ini, saya pun menemukan sedikit hint dari rasa opor.
Masalah tekstur, mie shirataki yang terbuat dari konyaku ini terasa kenyal dan sedikit chewy ketika dikunyah. Sayurannya pun turut berkontribusi dalam memberikan experience mengunyah yang ‘krenyes’, meskipun terkadang ada kesan alot terasa. Mungkin karena saya kurang lama merebus sayuran, atau bisa juga karena cara penyimpanan yang salah. Last but not least, sebagai pecinta bawang goreng garis keras, saya cukup senang dengan bawang goreng yang diberikan oleh FIT Mee ini karena rasanya yang cukup orisinil, bukan sekedar sentuhan artifisial saja.
Mahal nggak sih?
Jika dibandingkan dengan harga mie instan biasa, FIT Mee memang dapat dibilang cukup mahal, yaitu berkisar antara Rp12.000 hingga Rp17.000-an. Namun jika berbicara mengenai kontribusinya terhadap program diet saya, FIT Mee ini sebenarnya worth every penny. Saya bisa katakan begitu, karena kabar yang saya dengar, 1 bungkus mie instan biasa setara dengan 6 bungkus FIT Mee Soto ini lho!
Karena seringkali merasa insecure akan timbangan yang terus bergerak ke arah kanan setelah makan mie instan, kabar tersebut pun cukup membuat saya senang. Ditambah lagi varian rasa yang bukan sekedar janji-manis-namun-hampa, FIT Mee kini jadi mie instan favorit saya ketika rasa ngidam terhadap mie instan melanda saat diet.
WN