Shopee Liga 1 2019 sudah berlangsung selama 22 pekan. Perang taktik dari para pelatih berkualitas sudah banyak terjadi di atas lapangan permainan dalam kompetisi kasta tertinggi di Indonesia itu.
Namun, tugas sebagai pelatih di klub Shopee Liga 1 bisa dibilang sangat berat. Mereka bisa begitu dielu-elukan ketika mampu membawa timnya berprestasi, tapi sebaliknya bisa langsung mendapatkan cacian atau paling ekstrim dijadikan “kambing hitam” jika tim mengalami hasil yang buruk. Artinya, mental pelatih harus sangat siap menghadapi situasi ini.
Tercatat, hingga pekan ke-22 setidaknya sudah ada 11 pelatih yang dipecat atau memilih untuk mengundurkan diri lebih cepat. Memang, dari para pelatih yang didepak atau mundur itu ada beberapa yang langsung dapat klub kembali.
Jacksen Ferreira Tiago, misalnya. Setelah gagal mengangkat performa Barito Putera, juru taktik asal Brasil itu malah bisa membawa Persipura Jayapura bangkit dan kini menempati posisi kelima klasemen.
Di samping itu, ada juga Djadjang Nurdjaman, yang dipecat Persebaya Surabaya dan kini dipercaya untuk membawa Barito Putera menjauh dari zona degradasi.
Bicara persaingan antara pelatih lokal dan asing di Shopee Liga 1, sejauh ini pelatih asing memang masih lebih banyak dipercaya oleh klub. Dari data yang ada, terdapat 12 pelatih asing yang kini melatih klub Shopee Liga 1.
Pelatih asal Brasil masih cukup mendominasi dari deretan arsitek asing tersebut. Ada empat pelatih asal Negeri Samba, yakni Stefano Cugurra (Bali United), Jacksen F. Tiago (Persipura), Edson Tavares (Persija), dan Gomes de Oliveira (Kalteng Putra).
Stefano Cugurra alias Teco menjadi pelatih yang paling sukses sejauh ini dengan membawa Bali United memuncaki klasemen sementara. Tim Serdadu Tridatu sementara ini sudah mengoleksi 48 poin, terpaut 10 poin dari Madura United yang berada di peringkat kedua dengan pelatih lokal Rasiman. Rasiman sendiri meneruskan tugas dari Dejan Antonic (Serbia), yang didepak setelah dianggap gagal.
Jika melihat komposisi tim di empat besar, sejauh ini persaingan pelatih lokal dan asing cukup berimbang. Bali United yang ada di posisi pertama dengan pelatih Teco dan Arema yang kini menempati peringkat keempat dilatih Milomir Seslija (Bosnia & Herzegovina). Dua klub tersebut ditempel ketat Madura United yang menempati peringkat kedua, dan TIRA Persikabo yang diracik pelatih berpengalaman Rahmad Darmawan kini menduduki posisi ketiga.
Hanya saja, bila melihat papan klasemen 10 besar, memang hasil racikan pelatih asing lebih mendominasi. Di luar empat tim di atas, secara berurutan ada Persipura (Jacksen F.Tiago/Brasil), Borneo FC (Roberto Mario Carlos Gomez/Argentina), PSS Sleman (Seto Nurdiyantoro), Persebaya Surabaya (Wolfgang Pikal/Austria), PSM Makassar (Darije Kalezic/Swiss), dan Bhayangkara FC (Paul Munster/United Kingdom).
Persaingan antar pelatih asing dan lokal masih akan kita lihat keseruannya hingga 12 pekan ke depan. Terdekat, bakal ada duel sesama juru latih asing, yakni Wolfgang Pikal melawan Mario Gomez.
Pikal bakal memimpin Persebaya, sementara Gomez merupakan pelatih yang saat ini bisa membawa Borneo FC melesat di posisi keenam. Laga Persebaya kontra Borneo akan digelar di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (11/10) malam.
Ajang Pembuktian Barisan Depan
Di samping itu, laga ini akan menjadi ajang pembuktian bagi barisan depan kedua tim. Jumlah gol dan kebobolan antara Persebaya dan Borneo hampir sama. Persebaya mampu mencetak 32 gol, sementara Borneo sudah melesakkan 31 gol. Kedua tim sama-sama sudah kemasukkan 25 gol.
Lini depan Persebaya bisa dibilang tampil lebih garang pada putaran kedua ini dengan hadirnya Diogo Campos. Tercatat, pemain berusia 28 tahun tersebut sudah melesakkan empat gol. Tiga gol dibuatnya saat masih membela Kalteng Putra pada putaran pertama, dan satu gol lagi dicetaknya ketika sudah bermain untuk tim Bajul Ijo.
Hadirnya Diogo bisa menopang striker utama Persebaya, David Da Silva, yang kini sudah menorehkan dua gol. Belum lagi, ditambah pulihnya Irfan Jaya yang berstatus sebagai topskor sementara Persebaya dengan catatan tujuh gol. Meski kondisi Irfan masih 90 persen.
“Saya harus siap 100% karena tanggung jawab kan harus dilaksanakan. Tapi tergantung dari pelatih, siapa pun yang main dari awal saya tetap dukung beri semangat,” ujar Irfan.
Di lain pihak, Borneo tampaknya bakal sangat mengandalkan ketajaman penyerang muda Ulul Azmi. Menyusul, Lerby yang harus absen dan kondisi Matias Conti masih diragukan.
Para pemain lain pun coba diasah ketajamannya agar bisa menjadi andalan tim untuk memecahkan kebuntuan. Di luar striker, Renan Silva yang berposisi sebagai gelandang justru menjadi yang tersubur di tim Pesut Etam saat ini bersama Lerby. Pemain asal Brasil itu sudah melesakkan delapan gol.
Ada juga Terens Puhiri yang biasa dimainkan sebagai pemain sayap, bisa menjadi ancaman bagi pertahanan Persebaya. Pemain asal Papua tersebut sudah mengoleksi empat gol.
“Kami terus merangsang pemain agar bisa tajam di daerah pertahanan lawan. Jadi kami drill mereka dengan latihan finishing. Harapannya ini bisa berimbas pada ketajaman pemain saat pertandingan. Tak hanya melawan Persebaya, tetapi tim lain yang akan kami hadapi di sisa kompetisi ini,” ucap Ahmad Amiruddin, asisten pelatih Borneo.
Untuk para suporter, juga terus bisa mengasah kemampuannya dengan mengikuti Kuis Shopee Liga 1 di hari pertandingan Persebaya kontra Borneo pada pukul 18.00 WIB. Silakan klik link ini! Hadiah spesial total 10 juta serta jersey original Arema sudah menanti.
Ajak teman kamu untuk main Kuis Shopee sekarang dan menangkan jersey original klub Arema, serta Ratusan Juta! Jangan kelewatan juga sesi Spesial Kuis Shopee Liga 1 berikutnya berhadiah jersey original klub lainnya!