Pencinta dangdut pasti sudah nggak asing dengan ‘Cendol Dawet’? Jargon ‘khas’ lagu ‘Pamer Bojo’ karya Didi Kempot ini tengah menjadi fenomenal. Mulai dari anak muda hingga orang tua ikut terkena demam cendol dawet. “Cendol dawet, cendol dawet seger, lima ratusan gak pake ketan. Ji, ro, lu, pat, limo, enem, pitu, wolu. Tak kintang-kintang, tak kintang-kintang, tak kintang-kintang.” Kira-kira begitulah liriknya
Adalah Abah Lala, sosok di balik lahirnya senggukan ‘Cendol Dawet’. Lalu, bagaimana ya awal mula tercetusnya jargon ‘Cendol Dawet’ yang populer di dunia perdangdutan tanah air ini?
Jargon positif untuk dunia dangdut lebih baik
“Cendol Dawet” punya kisah sendiri dalam penciptaannya. Abah Lala, sang pencipta, mengaku ingin mengubah image musik dangdut. Jargon di kalangan irama dangdut yang ada dirasa kurang pas untuk dinikmati anak-anak. Karenanya, ia muncul dengan kata “Cendol Dawet” yang lebih ramah untuk didengar.
Berawal dari celotehan bersama rekan
Diakui Abah Lala, ide jargon “Cendol Dawet” bermula dari obrolan ringan bersama rekan-rekannya di media sosial. Berawal dari kata “Cendol..! dawet!, cendol..! dawet!”. Kemudian dibubuhi “Cendol dawet seger, piro? lima ratusan” karena teringat pengalamannya membeli cendol dawet seharga Rp 500 di tukang sayur.
Meski tidak langsung diterima bahkan sempat dihujat, nyatanya senggukan segar “Cendol Dawet” sukses menjadi hype yang cukup meledak. Terutama di tengah naiknya popularitas Didi Kempot, The Godfather of Broken Heart.
Akhir tahun lalu Didi Kempot resmi menjadi brand ambyarrsador Shopee Indonesia, lho! Nah, Sobat Shopee sudah lihat kan berbagai iklan dari Shopee yang turut diramaikan Didi Kempot? Ditunggu ya kejutan spesial lainnya!
Featured