Rentang kalender 1986-1989. Dalam kurun waktu itulah saya mulai mengenal dan mempelajari dunia properti. Ibaratnya kurun waktu tersebut merupakan masa "candradimuka" saya memahami dunia properti secara lebih mendalam. Tapi pertanyaannya, mengapa saya yang insinyur sipil ini justru tertarik untuk menggeluti dunia properti? Ceritanya begini. Suatu hari, dalam bulan Desember 1986, sepulang dari rumah seorang kerabat, saya naik kendaraan umum, ketika itu, secara tidak sengaja --kemudian saya percaya bahwa itu adalah jalan yang ditunjukkan Tuhan -- saya membaca sebuah artikel yang ditulis Asian Wall Street Journal (AWSJ), lembaran koran yang dengan begitu saja saya bawa dari rumah kerabat tadi dengan maksud untuk dibaca sambil menumpang kendaraan umum. Dalam artikel itu disebutkan bahwa Amerika Serikat (AS) akan mengalami krisis ekonomi akibat terpuruknya sektor properti. Dalam artikel tersebut juga dikatakan, keterpurukan sektor properti AS akan menyeret krisis ekonomi di Jepang. Penyebabnya antara lain, lantaran kredit macet sektor properti yang sangat besar. Sebelumnya, Hongkong dan Singapura (1982-1983) sudah mengalaminya, yang kemudian diikuti Taiwan (1983-1984), Malaysia (1985-1986) dan Thailand (1986-1987). Menanggapi situasi perekonomian dunia yang kurang baik itu, khususnya yang menerpa AS dan Asia, pemerintah Indonesia lantas mengeluarkan kebijakan devaluasi (sebagaimana telah saya sebutkan tadi). Dan benar, pada tahun 1990 krisis ekonomi terjadi di AS akibat terpuruknya sektor properti yang kemudian diikuti oleh Jepang pada tahun 1991. Saya berpikir, secara matematik, orang-orang (negara-negara) yang pintar dan maju serta memiliki fundamental bisnis properti yang kuat saja bisa terantuk oleh krisis ekonomi. Tentunya, kondisi seperti itu akan dengan mudah melanda Indonesia, negeri yang "baru belajar" membangun sektor properti. Dari situlah saya berpikir bahwa saya harus memulai karir sebagai orang yang pintar di dunia properti. Waktu itu, saya juga melihat bahwa belum banyak -- kalau tidak bisa dikatakan belum ada -- pemikir yang secara khusus menekuni dunia properti. Karena tekad dan keinginan yang kuat untuk mendalami dunia properti, saya mencari perusahaan properti. Seperti sudah saya tulis sebelumnya, saya kemudian melamar dan diterima bekerja di SGT (PT Satyatama Graha Tata). Bagaimana selanjutnya? Silakan baca sampai tuntas dalam buku ini. Rincian Informasi Buku Judul 23 Tahun (1986-2009) Jejak dan Pemikiran Panangian Simanungkalit: "Guru" yang Konsisten Perjuangkan Pembangunan Politik Perumahan Indonesia Penulis: Panangian Simanungkalit Bahasa: Indonesia Kulit Muka: Soft Cover Tebal: xviii, 314 Halaman Berat Buku: 385 g Penerbit: Gibon Books, Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) dan Panangian School of Properti (PSP) Tahun: 2009 Cetakan ke 1 Harga Buku: Rp. 45.500,- Kondisi: Cukup Bagus (Buku Bekas/Kondisi fisik sesuai foto/LIHAT FOTO)