Keranda
Pre-Order (dikemas dalam 14 hari)
Pilihan pengiriman tidak tersedia, mohon hubungi penjual
Spesifikasi
Dikirim Dari
Deskripsi

Mesjid Babusalam berdiri gagah di perkampungan Cangar, malang, warga gembira di daerah terpencil seperti desa cangar bisa berdiri sebuah masjid. Tidak terlalu mewah tapi menurut pikiran mereka cukup gagah dilihat dari tiang-tiang penyangganya. Namun di tengah berdirinya masjid masih ada yang kurang, yaitu sebuah keranda mayat, karena bagaimanapun sebuah keranda sangat dibutuhkan dibutuhkan oleh masjid jika ada warga yang meninggal. Akhirnya ada seorang warga bernama Pak Atok, datang memberikan keranda tua namun masih layak pakai. Cat keranda sudah mengelupas dan agak berkarat di setiap sisinya. Dengan sedikit polesan cat baru, keranda akan terlihat segar kembali. Daripada beli baru menghabiskan dana. Toh keranda untuk orang meninggal, bukan untuk orang hidup. Begitulah pemikiran para pengurus masjid. Keranda pun ditaruh di samping masjid bersebelahan dengan gudang sekaligus tempat marbot tidur. Namun kedatangan keranda tersebut ternyata menimbulkan keganjilan. Ada saja masalah yang ditimbulkan oleh keranda tersebut. Diawali dengan korban pertamanya yaitu sang marbot Jono. Keranda setiap malam seperti hidup! Begerak-gerak seperti ada yang tidur di dalamnya, padahal kosong melompong. Jono yang kebetulan tidurnya di gudang dengan kasur kecilnya, sering mendengar keributan dari samping kamarnya tempat keranda tesebut ditaruh. Awalnya Jono berpikir kalau hal tersebut hanyalah keisengan Norman dan teman-temannya, seklompok anak muda yang sering bersenda gurau nongkrong di samping masjid main gitar sampai tengah malam. Bagaimanakah kisah selanjutnya? Simak ceritanya di "KERANDA"

Toko sedang libur.
Chat Sekarang
Masukkan Keranjang
Beli Sekarang