Parenting Style diartikan sebagai cara orang tua mengasuh atau mendidik anak mereka. Hal ini bahkan selalu menjadi tren yang berbeda dari masa ke masa dan biasanya dipengaruhi oleh budaya atau tempat tinggalnya.
Dalam ilmu psikologi, cara yang diterapkan orang tua dalam mengasuh anak dipisahkan dalam beberapa kategori berdasarkan cara mengajar, mengajak, dan mendisiplinkan. Setiap orang tua tentu punya cara masing-masing untuk mendidik anaknya dengan tujuan supaya ia menjadi pribadi yang sukses di masa depan. Nah, berikut ini tiga tipe parenting styles yang umum digunakan orang tua di seluruh dunia.
1. Permissive Parenting
Gaya mengasuh ini sering juga disebut dengan memanjakan dan memberikan kebebasan terhadap anak. Gaya pengasuhan yang permisif biasanya dianut oleh mereka yang reaktif, cenderung menghindari konfrontasi, dan hanya menangani situasi setelah terjadi. Meskipun sering dianggap lebih peduli dan mencintai anaknya, tetapi gaya mengasuh ini tidak disarankan karena sikap orang tua dinilai lebih lunak dari yang seharusnya.
Orang tua yang menjadi permisif dalam mengasuh anaknya cenderung dilahirkan dari keluarga yang otoriter, sehingga menimbulkan rasa ingin menyayangi yang lebih besar kepada anaknya kelak. Bagi orang tua penganut tipe parenting style ini, tak ada yang lebih menyakitkan dibanding mengecewakan anaknya, karena itulah mereka berusaha menghindarinya sebisa mungkin.
2. Authoritative Parenting
Kebalikan dari permissive parenting yang lebih lunak, authoritative parenting sering disebut dengan gaya otoritatif. Gaya mengasuh ini diumpamakan keras seperti pendidikan militer, karena orang tua peduli dalam mengasuh tetapi tetap mempertahankan wibawanya.
Sejatinya, orang tua yang berwibawa akan cenderung lebih memahami dan berpikiran terbuka saat mendengarkan anak mereka. Sering kali orang tua yang berwibawa akan membuat perencanaan kegiatan yang terstruktur, memiliki cara komunikasi yang terbuka, dan hubungan antara anak dan orang tua juga lebih kuat.
Dalam mengasuh anak, orang tua memberikan kasih sayang yang layak tetapi tidak menurunkan wibawa mereka sebagai orang tua. Jika hal ini dapat diseimbangkan dengan baik maka seorang anak akan cenderung merasa aman, nyaman, dan dimengerti oleh orang tua.
3. Authoritarian Parenting
Berbeda dengan pola asuh yang otoritatif, pola pengasuhan ini biasanya lebih keras dan bisa disebut sebagai otoriter. Pola asuh yang otoriter didasarkan pada orang tua yang bertanggung jawab tanpa keinginan untuk berkomunikasi dengan anak mereka.
Orang tua yang otoriter akan memiliki aturan yang sangat ketat tanpa arahan. Ia juga tidak membiarkan sang anak memiliki keputusan dalam hidupnya sendiri. Respon dari orang tua yang seperti ini akan terdengar seperti, “karena aku berkata begitu, maka kamu harus begitu”. Ini lebih seperti seorang tiran atau seorang raja yang tidak menerima bantahan, peran anak pun hanya untuk mendengarkan dan mengikuti perintah.
Gaya pengasuhan ini memang dapat membantu anak tumbuh menjadi dewasa dan berpengetahuan luas, tetapi akan sangat berdampak pada kehidupan sosialnya. Anak akan merasa tidak dimengerti karena minimnya komunikasi terbuka dengan orang tua.
Dari ketiga tipe parenting style yang telah diuraikan di atas, masing-masing memiliki dampak positif dan negatifnya. Tipe apa yang akan Bunda anut sangat tergantung pada kebutuhan anak itu sendiri. Sebaiknya Bunda segera menemukan parenting style yang sesuai agar anak dapat bergerak maju, bahagia, sehat, penuh hormat, dan berpengetahuan luas.
Ranisa Dwisara