Banyak Bunda yang beranggapan kalau anak aktif dan tidak mau diam adalah hal yang wajar. Padahal tidak semua anak yang aktif bisa dikategorikan “normal”. Ada juga anak yang dikategorikan hiperaktif, dan sebenarnya mereka membutuhkan penanganan khusus. Lalu bagaimana cara membedakannya? Simak ulasannya berikut.
Hal pertama yang bisa Bunda lihat untuk mengetahui apakah si kecil termasuk anak aktif atau hiperaktif adalah berapa lama ia bisa fokus mengerjakan suatu hal. Umumnya, anak yang aktif dan normal bila diberi mainan yang butuh konsentrasi tinggi seperti puzzle, ia dapat mengerjakannya dengan baik. Tapi anak yang hiperaktif biasanya akan langsung membuang puzzle tersebut dan teralihkan perhatiannya pada hal-hal lain.
Hal selanjutnya yang perlu Bunda perhatikan adalah kebiasaan si kecil. Apakah ia cenderung suka merusak barang-barang di sekitarnya atau tidak? Biasanya anak aktif yang normal, meskipun bermain dengan lincah tidak memiliki kebiasaan untuk merusak barang. Tetapi anak yang hiperaktif cenderung merusak barang-barang yang ada di sekitar mereka.
Hal ketiga yang perlu Bunda perhatikan adalah bagaimana respon anak saat kita menasehati atau melarangnya berbuat sesuatu. Biasanya anak aktif yang normal cenderung lebih patuh setelah diberi tahu dan frekuensinya untuk melakukan hal tersebut pun akan berkurang (meski tidak langsung 100 persen hilang). Sebaliknya, anak hiperaktif tidak akan mengindahkan perkataan Bunda dan akan tetap melakukan hal yang sama.
Apakah si kecil sering melakukan sesuatu tanpa tujuan tertentu? Misalnya, iseng naik turun tangga tanpa tahu kenapa, atau tiba-tiba memukuli panci. Itu adalah salah satu ciri dari anak hiperaktif. Mereka cenderung bersifat impulsif, melakukan suatu hal tanpa tujuan yang jelas.
Intelektualitas yang rendah sebenarnya adalah hasil dari durasi fokus yang cenderung pendek. Karena anak tidak bisa memfokuskan pikirannya untuk mempelajari satu hal dan cenderung teralihkan dengan hal-hal lain, maka intelektualitas anak yang hiperaktif biasanya lebih rendah dibandingkan rata-rata anak seusianya.
Anak hiperaktif biasanya memiliki energi yang jauh lebih banyak dibandingkan anak yang aktif. Mereka senang berlari-lari keliling rumah meskipun sudah diminta berhenti oleh orang tuanya. Mereka sangat sulit untuk diajak duduk diam atau tidur siang. Ketika sudah menemukan hal yang menarik perhatian, ia akan mulai merengek untuk mendapatkan hal tersebut.
Nah, itulah enam hal yang bisa Bunda gunakan untuk melihat apakah si kecil termasuk anak yang aktif atau hiperaktif. Bila ternyata ia termasuk anak hiperaktif, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui tindakan apa yang paling tepat untuk dilakukan.
R. Fitriani Umar Saputra
Parenting Tips
Langkah orang tua kepada anak hiperaktif:
1. Kurangi makanan manis pada anak hiperaktif
2. Anak diatas 1 tahun, bikin pola tidur siang hanya 1x sehari maksimal 2.5 jam jangan menidurkan anak diatas jam 3 sore biar tidur malamnya tidak terlalu larut malam
3. Orang tua bikin mainan sendiri yang ajarkan anak untuk fokus seperti main puzzle, menari sambil bernyanyi, nge-reel bareng, atau pindahkan bola ke kotak (estafet) games yang banyak gerak
4. Jauhkan dan matikan video kesukaan anak hiperaktif bisa nambah gejala menjadi kejang tanpa demam, speech delay dan autism
5. Bawa anak hiperaktif berjalan-jalan pagi atau sore agar energinya tidak berlebihan dan mengenal lingkungan (bersosialisasi)
Penelitian pribadi
Anak saya 20 bulan, tapi kalo d panggil jarang nengok, apalagi k orang yg g d kenal nya, terus ngomong nya masih blm jelas
Anak saya hiperaktif bgt gimna ya cara menanganinya agar bisa di nasehati jika di tmpt orang dn jika belajar bisa diam
kalo anak baru usia 1 tahun 2 bulan sering jalan jalan keliling isi rumah apa termasuk hiperaktif..
d tunggu tips menangani anak hiperaktif juga ya