Menjadi orang yang produktif di saat pandemi adalah suatu kegiatan yang positif. Sebab, melakukan kegiatan yang produktif dipercaya dapat mengembangkan kemampuan dan wawasan yang luas. Namun, produktif yang berlebihan malah akan menjadi hal yang negatif dan menyebabkan toxic productivity.
Melansir dari berbagai sumber, toxic productivity akan sangat berbahaya untuk kesehatan mental seseorang. Oleh karena itu, kondisi ini harus segera diatasi agar tidak menyebabkan hal-hal yang tak diinginkan.
Namun, sebenarnya apa arti dari toxic productivity itu?
Toxic productivity adalah obsesi untuk selalu menjadi produktif setiap saat dengan bekerja selama berjam-jam. Toxic productivity bisa disebut juga sebagai gila kerja atau overworking.
Umumnya, orang yang mengalami sindrom ini selalu merasa bersalah saat tidak melakukan pekerjaan apa pun. Bahkan, mereka menganggap bahwa waktu 24 jam sangat tidak cukup untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan.
Agar tidak terjebak dalam toxic productivity, kamu harus mengenali beberapa cirinya berikut ini.
Salah satu ciri yang bisa kamu kenali adalah melakukan pekerjaan yang terlalu berlebihan. Biasanya, orang yang terkena gejala ini selalu bekerja selama berjam-jam tanpa memerhatikan kebutuhan utama sebagai manusia.
Bahkan, mereka selalu mencari-cari kesalahan pekerjaannya agar terlihat sempurna. Namun, ternyata pekerjaan yang dilakukannya tidak mengalami perkembangan apa pun.
Selain itu, toxic productivity juga membuat kita sering mengabaikan orang-orang terdekat dan lingkungan sekitar.
Toxic productivity membuat seseorang terobsesi pada pekerjaan sehingga mereka tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah dicapai. Mereka akan selalu merasa kurang dan berupaya untuk mengerjakan hal lain yang tidak seharusnya dilakukan.
Jika mengalami hal ini, berarti kamu terjebak dalam fase ini dan harus segera mengatasinya, Sobat Shopee!
Memiliki ekspektasi yang berlebihan terhadap pekerjaan atau hal lainnya bukanlah hal yang baik. Sebab, ekspektasi yang berlebihan akan membuat seseorang menjadi tidak fokus untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Kamu hanya akan terus mencoba selalu produktif dengan cara apa pun agar ekspektasi yang kamu inginkan tercapai. Hal ini tentunya akan membuatmu sangat lelah dan pekerjaan tidak selesai dengan baik.
Orang yang sedang ada di fase ini biasanya akan mengalami kesulitan untuk beristirahat. Ini disebabkan karena ekspektasi yang terlalu tinggi dan tidak pernah merasa puas dengan semua pekerjaan yang telah dilakukan.
Hal tersebut tentunya akan membuatmu sulit untuk beristirahat dan membuat kesehatanmu terganggu. Kamu selalu menganggap beristirahat dan bersosialisasi dengan orang sekitar adalah aktivitas yang mengganggu pekerjaan.
Padahal, istirahat dan pola hidup teratur secara otomatis akan membuat pekerjaanmu lancar.
Salah satu ciri terakhir dari toxic productivity adalah sulitnya berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang terdekat atau lingkungan sekitar. Kecanduan bekerja akan membuat kamu kesulitan berinteraksi dengan keluarga, teman terdekat, hingga lingkungan sekitar.
Melakukan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu adalah tanggung jawab kamu sebagai seorang pekerja. Namun, jika kamu selalu mengabaikan keluarga dan orang terdekat, itu artinya kamu sedang berada di dalam pekerjaan yang salah.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi sindrom toxic productivity. Sebab, jika hal ini selalu diabaikan, bukan tidak mungkin kesehatan fisik dan kesehatan mental akan terganggu.
Oleh karena itu, beberapa cara ini harus dilakukan agar kamu tidak terjebak dalam toxic productivity.
Cara pertama agar kamu bisa keluar dari fase toxic productivity yaitu terapkan prinsip work smart. Pasalnya, prinsip ini akan sangat efektif berguna daripada melakukan work hard.
Ketika sudah merasa tidak sanggup untuk meneruskan pekerjaan ini, seharusnya kamu bisa memberikan istirahat pada diri sendiri. Jangan selalu memaksakan diri untuk selalu bekerja karena tubuh dan pikiran pun butuh waktu untuk beristirahat.
Tinggalkan budaya hustle culture yang menganggap bahwa bekerja semakin lama akan membuat seseorang sukses. Kamu harus ingat, kesehatan fisik dan mental adalah hal paling penting dari apapun.
Buatlah dirimu bahagia dengan pekerjaan yang sedang dilakukan dan jangan merasa terbebani.
Melakukan self care atau merawat diri sendiri adalah salah satu upaya paling utama untuk keluar dari masalah ini. Dengan melakukan cara ini, kamu jadi bisa lebih memahami apa yang kamu butuhkan untuk pikiran dan tubuhmu.
Selain self care, mengapresiasi diri juga menjadi cara penting untuk sembuh dari toxic productivity. Apresiasi diri bisa dilakukan dengan cara self talk pada diri sendiri bahwa kamu hebat bisa mencapai titik ini. Terlebih lagi, kamu juga berhak untuk bahagia tanpa harus ditekan dengan pekerjaan.
Salah satu penyebab kamu bisa terkena sindrom ini adalah tidak adanya batasan pada pekerjaan. Awalnya, kamu terlalu menganggap remeh pekerjaan dan merasa bisa melakukan semuanya sendiri. Kamu juga tidak bisa memisahkan waktu bekerja dan waktu berlibur.
Untuk mengatasi ini, kamu harus bisa memisahkan pekerjaan apa saja yang wajib dikerjakan. Lalu, beri waktumu untuk beristirahat dengan melakukan me time sendiri.
Sobat Shopee, itulah ulasan mengenai pengertian, ciri-ciri, dan cara mengatasi toxic productivity. Untuk kamu yang sedang mengalami fase ini, cobalah untuk praktikkan cara-cara di atas. Sebab, jika dibiarkan terus-menerus, kesehatan fisik dan mental kamu akan terganggu.
Namun, jika cara tersebut dirasa kurang cukup, belilah buku tentang toxic productivity di yang bisa kamu temukan di Shopee.
Shopee juga menjual aneka buku motivasi lainnya, seperti buku tentang burnout dan buku tentang personal branding. Apalagi, Shopee menyediakan banyak promo dan diskon menarik sehingga bisa membuatmu jadi lebih hemat.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, kunjungi Shopee sekarang juga!
Featured