Popularitas Didi Kempot tengah menjadi fenomena. Lagu campursari yang biasanya digemari orang-orang tua, kini justru digandrungi anak muda yang menamakan diri mereka sebagai ‘Sobat Ambyar’. Meski fenomena Didi membuat lagu campursari kembali nge-hits , namun, sejatinya musik campursari sudah dikenal luas sejak akhir tahun 80-an. Tepatnya ketika mendiang Manthous untuk pertama kali menampilkan musik ini ke publik. Meski sama-sama mengusung genre campursari, ternyata ada perbedaan dalam musik keduanya. Seperti apa ciri khas musik campursari mendiang Manthous dan Didi, ya?
Musik campursari terbilang unik dan baru. Campursari adalah musik hasil perpaduan pop modern dengan sentuhan elemen musik tradisional, seperti gamelan, agar bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman. Lewat kelompok Maju Lancar, Anto Sugiartono atau Manthous memasukkan unsur keyboard, drum, dan gitar elektrik dalam orkestra gamelan Jawa. Tujuannya agar semua lagu bisa masuk di dalamnya. Di luar dugaan, eksperimen Manthous ini ternyata disambut positif dan meledak di pasaran, lho!
Didi Kempot merupakan legenda campursari yang melahirkan karya populer, seperti “Cidro”, “Stasiun Balapan”, dan “Pamer Bojo”. Dengan lagu-lagunya, ‘Lord Didi’ berhasil membawa warna baru yang berbeda untuk campursari Indonesia. Hal ini karena Didi tidak turut memasukan gamelan Jawa dalam aransemen musiknya, tidak seperti campursari yang dipopulerkan oleh Manthous.
Terlepas dari perbedaan antara campursari Manthous dan Didi, keduanya sama-sama membawa budaya Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan oleh kita, Nah, kamu sudah tahu kan kalau akhir tahun lalu Didi Kempot dipercaya menjadi brand ambyarssador Shopee Indonesia. Ke depan, akan ada beragam kejutan istimewa dari Shopee yang pasti ikut melibatkan The Godfather of Broken Heart ini. Ditunggu ya, Sobat Shopee!
Fun Read