Dinilai sulit untuk dipahami oleh masyarakat, istilah new normal yang kerap digunakan selama pandemi virus corona akan diubah oleh pemerintah menjadi adaptasi kebiasaan baru.
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona, Wiku Adisasmita mengatakan bahwa istilah new normal sebenarnya bertujuan untuk menggambarkan perubahan perilaku dalam beraktivitas dengan menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan rajin menjaga kebersihan agar tidak tertular virus corona.
Namun, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona, Achmad Yurianto mengemukakan bahwa istilah tersebut belum cukup dipahami oleh masyarakat karena banyak yang fokus kepada kata “normal”-nya saja dan tidak mematuhi unsur kebiasan baru.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Brian Sriphastuti pun menambahkan bawa selain karena adanya unsur bahasa asing yang membuat istilah new normal sulit dipahami, juga seharusnya secara utuh mengedepankan unsur beradaptasi pada situasi pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dalam kehidupan sehari-hari.
“Jadi yang ditonjolkan bukan situasinya, tapi perilaku kita yang harus disesuaikan dengan situasi yang terjadi,” ucap Brian.
Semoga dengan pengunaan istilah baru yaitu adaptasi kebiasaan baru, masyarakat bisa teringat kembali bahwa resiko penularan virus corona masih ada dan dapat dihindari dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan. Siapkan makanan sehat seperti vitamin, alat pelindung seperti masker hingga face shield serta alat pembersih seperti hand sanitizer untuk dipakai ketika di luar rumah. Yuk, lengkapi kebutuhan adaptasi kebiasaan baru di sini!