Transmisi merupakan sebuah komponen yang penting bagi mobil. Kehadiran transmisi berfungsi untuk mengantakankan energi yang dihasilkan oleh mesin menuju roda. Pada umumnya terdapat dua transmisi yang terdapat pada mobil, yaitu transmisi manual dan otomatis.
Mobil yang memiliki transmisi manual atau otomatis memiliki kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan dan kekurangan sebuah transmisi bergantung pada kenyamanan serta kebutuhan dalam berkendara sehari-hari.
Merawat transmisi mobil sebenarnya tidaklah susah, asalkan kita mengetahui tanggal penggantian suku cadang ataupun oli transmisi berdasarkan buku manual. Komponen paling penting dalam perawatan transmisi yaitu oli.
Sama seperti mobil, transmisi juga membutuhkan oli, tentunya oli mesin dan transmisi sangat berbeda dari segi fisik maupun kuantitas. Kesalahan dan keterlambatan dalam memilih oli transmisi dapat mengakibatkan kerusakan transmisi. Yuk, simak jenis-jenis transmisi mobil dan oli apa saja yang direkomendasikan.
1. Transmisi Manual (M/T)
Sistem transmisi manual umumnya memiliki enam jenis percepatan, lima untuk melaju ke depan dan satu untuk berjalan ke belakang. Namun, pada saat ini banyak mobil modern memiliki transmisi manual hingga tujuh percepatan.
Transmisi manual pada mobil melakukan perpindahan gigi dengan bantuan pengendara, dalam mengoperasikanya pengendara harus menginjak kopling dan menggeser tuas persneling untuk bisa menaikkan atau menurunkan gigi transmisi.
Kelebihan transmisi manual terletak pada suku cadang dan perawatannya yang tergolong murah. Selain itu mengendarai mobil dengan transmisi manual memberikan perasaan yang natural, karena pengendara dapat mengatur sendiri kecepatan dan putaran mesin. Kekurangan transmisi manual terdapat pada ketidakpraktisan dalam mengendarainya.
Rekomendasi oli untuk transmisi manual yaitu tipe MTF (manual transmission fluid) dengan kekentalan 80w-90. Kebutuhan oli yang diperlukan dalam transmisi manual berkisar 1-3 liter. Biasanya penggantian oli transmisi dilakukan ketika kendaraan mencapai 30.000-40.000 km. Biaya yang diperlukan dalam penggantian oli transmisi manual berkisar Rp.200.000 hingga Rp. 350.000.
2. Transmisi Otomatis Torque Converter (A/T)
Merupakan transmisi otomatis konvensional yang paling banyak digunakan. Transmisi ini menggunakan teknolofi torque converter. Teknologi ini berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi kinetik, lalu menyalurkannya kepada driveshaft. Transmisi ini umumnya memiliki empat hingga delapan percepatan maju dan satu percepatan mundur.
Kelebihan transmisi ini yaitu pada perawatanya yang murah dan cukup responsif. jenis transmisi ini yang paling umum digunakan pada mobil entry level. Salah satunya seperti pada MPV sejuta umat, yakni Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Toyota Rush, Daihatsu Terios, Suzuki Ertiga, Mitsubishi Xpander Toyota Kijang Innova, dan Mitsubishi Pajero Sport.
Tipe oli yang direkomendasikan untuk transmisi otomiatis yaitu ATF (automatic transmission fluid) full synthetic Dextron III. Kebutuhan oli yang diperlukan dalam transmisi manual berkisar 3 hingga 12 liter (tergantung jenis mobil). Biaya yang diperlukan dalam setiap penggantian oli transmisi berkisar antara Rp.900.000 hingga Rp.1.200.000.
Penggantian oli transmisi wajib dilakukan setiap 40.000 hingga 60.000 km. Selain penggantian oli, perlu dilakukan juga pengurasan oli transmisi matic, tercampurnya oli transmisi yang lama dengan oli transmisi baru membuat pelumasan dan transfer energi tidak dapat bekerja dengan maksimal. Hal tersebut dapat membuat komponen transmisi cepat rusak.
3. Transmisi Continous Variable Tansmission (CVT)
Sistem transmisi CVT merupakan transmisi yang beroperasi tanpa menggunakan gigi, perpindahan tersebut dihasilkan dari perubahan diameter sepasang puli atau dikenal dengan drive dan driven pulley yang mengikuti putaran mesin mobil. Perubahan diameter pada puli tersebut lalu disambungkan dengan belt atau sabuk baja.
Transmisi CVT dikenal dengan kehalusanya dalam perpindahan gigi (dibanding transmisi manual dan otomatis konvensional). Selain itu transmisi ini dikenal karena dapat menghemat bahan bakar, hal tersebut dikarenakan komputer transmisi memerintahkan mesin agar bekerja pada RPM rendah.
Mobil dengan transmisi CVT memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan matik konvensional. Transmisi CVT bisa ditemukan pada mobil-mobil, seperti Toyota Yaris, Toyota Vios, Toyota Sienta, dan produk mobil honda terbaru (Jazz, City, CRV, HRV, Brio, dan Mobilio).
Penggantian oli transmisi CVT biasanya dilakukan pada saat mobil mencapai 30.000 km hingga 40.000 km. Hal tersebut guna menjaga kinerja transmisi dengan tetap dalam kondisi prima dan mempertahankan performa mobil dalam kondisi terbaik.
Biaya yang dibutuhkan dalam sekali pengurasan dan penggantian oli transmisi berkisar Rp.700.000 hingga Rp.1.000.000. Biasanya penggantian oli transmisi CVT cukup menggunakan 1 botol oli (volume 3.5 liter). Tentunya lebih murah dibanding oli transmisi otomatis konvensional.
Hal terpenting sebelum mengganti oli transmisi CVT yaitu agar memberi tahu kepada mekanik bengkel (terutama bengkel non-resmi) bahwa mobil yang akan diganti memiliki transmisi CVT.
Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir kesalahan dalam pemilihan oli transmisi, dikarenakan banyak bengkel yang masih memiliki pemahaman bahwa oli transmisi matik konvensional memiliki spesifikasi yang sama dengan oli transmisi CVT, padahal kedua oli tersebut sangat berbeda.
Kesalahan dalam pemilihan oli dapat mengakibatkan transmisi akan cepat mengalami kerusakan, tentu saja kerusakan dalam transmisi dapat memakan biaya yang sangat besar.
Biaya yang dibutuhkan untuk perbaikan transmisi CVT dapat merogoh kocek hingga 10 jutaan, sedangkan biaya untuk penggantian transmisi CVT kurang lebih membutuhkan 30 hingga 60 juta. Harga yang sangat mahal dibanding transmisi jenis lain.
4. Dual Clutch Transmission (DCT)
Transmisi DCT merupakan transmisi manual yang kerja pedal koplingnya diganti menjadi otomatis. DCT dapat dikatakan sebagai transmisi manual yang diotomatiskan. Jadi, DCT bekerja dengan menggunakan dua buah kopling ganda yang dikendalikan oleh komputer. Kopling ganda itu berfungsi atas gigi transmisi yang berbeda, yakni genap dan ganjil.
Sistem transmisi DCT umumnya lebih responsif dibanding transmisi otomatis lainya, namun perawatanya lebih mahal dikarenakan transmisi ini tidak cocok dengan kondisi jalanan indonesia yang sering mengalami kemacetan.
Mobil yang menggunakan transmisi ini kebanyakan berasal dari eropa seperti Ford, Mercedes Benz, Volkswagen, Audi, dan BMW.
Penggantian oli transmisi kebanyakan dilakukan pada saat mobil mencapai 60.000 km. meskipun ada beberapa produk mobil yang tidak perlu mengganti oli transmisinya (seperti merek ford).
Biaya yang dibutuhkan pada saat penggantian oli transmisi DCT berkisar 1,5-2 jutaan (sudah termasuk oli dan pengurasan) dengan spesifikasi oli ATF DCT. Harga kisaran oli dalam satu liter yaitu Rp.250.000-350.000.
Nah, Sobat Shopee, itu dia jenis-jenis transmisi mobil yang banyak kita temui di Indonesia, jangan sampai lupa untuk merawat mobil kesayangan kamu dengan memilih oli transmisi yang baik dan benar!