PANDORA : Pertemuan Pertama

Sinopsis:

Pandora adalah cerita cinta antara dua anak muda yang sangat berbeda. Rama–lelaki tampan pujaan semua gadis di kampusnya, dan Intan–satu-satunya gadis berpenampilan sederhana yang tidak tertarik pada Rama. Diburu rasa penasaran, Rama melakukan segala cara untuk membuat Intan luluh kepadanya.

Satu yang tak pernah Rama sangka, bahwa ia sendirilah yang akan benar-benar jatuh hati kepada Intan. Layaknya Pandora–perempuan pertama yang diciptakan–Intan adalah gadis pertama yang diciptakan yang berhasil merebut hatinya.

Namun, apakah Intan akan membawa kebahagiaan atau justru kehancuran bagi Rama?

****

Kenalin, nama gue Rama. Bisa dipastikan semua orang tahu siapa gue. Cowok tinggi, ganteng, dan kaya yang jadi idaman semua orang. Gue memang harus selalu berterimakasih sama Tuhan. Karena selain dikasih keluarga yang kaya dan sayang sama gue, muka gue juga termasuk di atas rata-rata. Kalau gue niat, jadi artis pun bukan masalah, deh. Berkat muka dan body ini juga gue jadi idola para cewek-cewek di kampus.

Seperti hari ini, para cewek histeris ketika melihat gue berjalan di koridor kampus. Dan seperti biasa pula, gue selalu memberikan senyuman terbaik gue walaupun dalam hati enek juga sama kelakuan mereka.

“Ramaaa, weekend kemarin kemana aja, sih? Kok nggak ada kabarnya?” kata salah satu cewek berambut panjang dengan baju super ketat. “Rama, ini aku bikinin kamu sandwich ayam. Dimakan, ya?” kata cewek lainnya dengan paras yang nggak kalah menarik.

“Oke ladies, thanks banget tapi sorry gue ada kelas pagi, nih. Duluan ya!”, tanpa ba-bi-bu gue langsung kabur dari rombongan cewek-cewek itu. Mereka pun langsung menjerit kecewa karena kepergian gue.

empty chairs in theater

Sesampainya di kelas, ternyata dosen belum datang dan mahasiswa pun masih banyak yang berada di luar. Gue langsung menuju bangku andalan gue di belakang. Mata gue kemudian mengitari pandangan ke seluruh kelas dan menemukan satu sosok asing yang belum pernah gue lihat sebelumnya, duduk di bangku paling depan. Seorang cewek berambut panjang yang mengenakan pakaian casual dan tanpa polesan makeup.

Cewek itu begitu serius membaca buku. Dari gayanya saja sudah dipastikan dia bukan termasuk cewek gaul yang suka hura-hura. Dia bukanlah tipe cewek yang akan membuatmu berpaling ketika ia melewatimu.

“Dre, ada anak baru ya?” tanya gue pada Andre yang duduk di sebelahku. Andre ini anaknya tahu segala informasi yang ada di kampus. Nggak heran karena sifatnya yang memang gampang bergaul dengan siapapun.

“Iya, cewek yang di depan itu, tuh. Dia pindahan dari Jogja. Tapi gue lupa siapa namanya,” jawabnya tanpa ragu.

“Kenapa? Mau lo jadiin target? Cewek begitu mah lo sapa dikit juga udah luluh,” kata Andre menimpali. Ya, gue juga yakin sih. Cewek yang menurut gue cantik banget aja bisa luluh sama gue.

Dosen masih juga belum datang dan rasa bosan mulai melanda. Gue melirik Andre dan dia masih asik sendiri bermain game di smartphone-nya. Karena gue nggak tahan duduk-duduk aja, akhirnya dengan niat iseng, gue menghampiri bangku si cewek baru itu. Ya, tebar pesona aja dulu. Nambah temen nggak ada salahnya ‘kan?

Cewek itu masih saja membaca buku novelnya yang lumayan tebal. “Hai, anak baru ya? Kenalan dong,” sapa gue dengan senyuman manis yang biasanya selalu bikin cewek mana pun membalas dengan senyuman ala flirting.

Mendengar sapaan gue, cewek itu mendongakkan kepalanya dan menatap gue. Momen selanjutnya udah bisa gue tebak, nih. Cewek itu pasti akan diam sambil memandangi wajah gue, lebih tepatnya kaget dengan makhluk tampan yang ada di depannya. Lalu dengan senyum sumringah membalas sapaan gue dengan keceriaan yang berlebihan.

Tapi ternyata bukan itu yang gue dapat. Cewek itu hanya menatap gue datar dan tersenyum sedikit. Sangat sedikit bahkan susah untuk membedakan apakah itu senyuman atau sindiran.

“Hai, gue Intan,” balasnya sambil mengenggam uluran tangan gue, lalu kembali membaca buku novelnya. Dan gue hanya bisa berdiri diam di sampingnya.

Wait… what just happened? Udah, gitu aja? Nggak ada senyum flirting, nggak ada nanya-nanya tentang gue, nggak ada minta nomor HP gue?

Belum selesai gue termenung, mahasiswa lain tampak tergesa-gesa masuk ke kelas, tanda Dosen sudah datang. Cewek itu, yang barusan gue tahu namanya Intan, langsung memasukkan novelnya ke dalam tas dan mengeluarkan stationery-nya. Gue pun balik badan dan berjalan ke meja gue di belakang. Bisa gue lihat muka Andre yang menahan geli. Gue yakin dia melihat semuanya tadi.

“Bruh, apaan tuh tadi? Mata gue nggak salah lihat? Lo dicuekin?” kata Andre sambil tertawa kecil.

“Apaan sih lo? Berisik,” balas gue sewot.

“Wah, gila. Itu reaksi terdatar yang pernah gue lihat dari seorang cewek ke lo.” Ya, benar juga kata Andre. Itu adalah kali pertama gue mendapat reaksi seperti itu dari cewek. Yang anehnya, bukan bikin gue kesal, tapi malah bikin gue penasaran.

Oke, mungkin saja dia grogi karena ini hari pertamanya di kampus. Gue maklumi dulu. Next, gue bakal deketin dia lagi. Kita lihat saja, nggak butuh waktu lama dia pasti akan berubah seperti cewek-cewek lainnya saat berhubungan sama gue.

*****

To be continued

Baca episode 2, PANDORA : Senyuman Pertama di SINI

Image: Unsplash

AM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *