Sejarah Permainan Bulutangkis, Penyumbang Medali Olimpiade Terbanyak untuk Indonesia

permainan bulutangkis

Sobat Shopee, tahukah kamu jika permainan bulutangkis atau yang dikenal juga dengan badminton adalah salah satu olahraga tertua di dunia? Olahraga ini diketahui berasal dari India, Tiongkok, dan Yunani Kuno yang kemudian berkembang serta menyebar hingga ke seluruh dunia.

Jika kamu pernah menonton bagaimana ‘The Minions’ sebagai peringkat pertama dunia kategori ganda putra bermain, pasti rasanya sangat geregetan, bukan? Sensasi menonton permainan bulutangkis dengan rally cepat dan panjang, hinga skor yang saling mengejar tentunya memberikan keseruan tersendiri.

Sejak masuk sebagai salah satu cabang olahraga olimpiade, permainan bulutangkis selalu mengharumkan nama Indonesia dengan perolehan medalinya. Pada olimpiade edisi terakhir, yaitu Tokyo 2020, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu berhasil menyabet medali emas olimpiade sektor ganda putri.

Tak hanya olimpiade, permainan bulutangkis juga berhasil membawa nama harum Indonesia di ajang lain, tepatnya yaitu Thomas Cup dan Badminton Asia Team Championship (BATC). Dari kedua ajang ini, lagu Indonesia Raya berhasil diputar di podium tertinggi kejuaraan.

Lantas, bagaimana sejarah bulutangkis dan kiprah Indonesia di permainan bulutangkis internasional? Yuk, simak fakta-faktanya.

Sejarah Permainan Bulutangkis

Permainan bulutangkis pertama kali dilakukan sekitar 1973. Jika ditelusuri, akar olahraga ini berasal dari Yunani Kuno, Tiongkok, dan India. Ketika perang dunia berlangsung, bulutangkis sering dimainkan oleh para tentara ketika sedang beristirahat.

Sementara itu, Badminton World Federation (BWF) atau Federasi Bulutangkis Internasional pertama kali dibentuk pada 1934 sebagai induk organisasi bulutangkis dunia. Pembentukan induk organisasi ini kemudian diikuti pengadaan kejuaraan-kejuaraan internasional.

Kejuaraan permainan bulutangkis internasional yang terkenal antara lain All England, Piala Thomas, dan Piala Uber, serta tak lupa olimpiade musim panas.

Selain itu, masih banyak kejuaraan lain yang dikenal dalam BWF tour, yaitu mulai tingkat S100 hingga S1000 yang memperebutkan hadiah dan tentunya gengsi yang tinggi.

Sejarah Permainan Bulutangkis Indonesia di Olimpiade

permainan bulutangkis
sumber: liputan.com

Sejak menjadi salah satu cabang olahraga di Olimpiade, bulutangkis hampir selalu menjadi penyumbang medali bagi Indonesia. Sejarah mencatat jika cabang olahraga ini telah menyumbang total 25 medali bagi tanah air.

Medali-medali ini terdiri dari 10 medali emas, 8 medali perak, dan 7 medali perunggu yang berasal dari Olimpiade tahun 1972 hingga tahun 2020. Kesuksesan ini tentunya menunjukkan bagaimana kualitas bulutangkis di Indonesia.

1. Olimpiade Munich 1972

Emas pertama dari cabang bulutangkis disumbangkan oleh Rudy Hartono di sektor tunggal putra dan Ade Chandra/Christian Hadinata di sektor ganda putra pada Olimpiade Munich 1972.

Sayangnya pada edisi olimpiade selanjutnya, yaitu Seoul 1988, Indonesia belum berhasil mempertahankannya.

2. Olimpiade Barcelona 1992

Berikutnya, medali emas berhasil disumbangkan oleh Susi Susanti di sektor tunggal putri dan Alan Budikusuma di sektor tunggal putra pada Olimpiade Barcelona 1992.

Perolehan emas ini disebut juga dengan perkawinan emas karena setelahnya, Susi Susanti dan Alan Budikusuma memutuskan untuk menikah.

3. Olimpiade Atlanta 1996

Selanjutnya pada Olimpiade Atlanta 1996, medali emas berhasil disumbangkan dari sektor ganda putra permainan bulutangkis melalui pasangan Rexy Mainaky dan Ricky Subagja.

4. Olimpiade Sydney 2000

Edisi olimpiade selanjutnya, yaitu Sydney 2000, juga menempatkan ganda putra Indonesia, Tony Gunawan dan Candra Wijaya sebagai peraih medali emas.

5. Olimpiade Athena 2004

Tongkat estafet perolehan emas kembali dilanjutkan pada Olimpiade Athena 2004 yang kali ini diperoleh melalui sektor tunggal putra. Taufik Hidayat yang kala itu masih berusia 23 tahun berhasil mengalahkan tunggal putra Korea Selatan, Mo Shon Seung dengan skor 15-8 dan 15-7.

6. Olimpiade Beijing 2008

Pada Olimpiade Beijing 2008, emas olimpiade kembali disumbangkan oleh pasangan ganda putra, yaitu Markis Kido/Hendra Setiawan. Pasangan ini berhasil mengalahkan pasangan peringkat 1 dunia dari Tiongkok, Cai Yun/Fu Haifeng dalam rubber set 12-21, 21-11, dan 21-16.

7. Olimpiade London 2012

Tradisi emas dari bulutangkis sempat terhenti pada Olimpiade London 2012.

Pada olimpiade ini, pasangan ganda putri Indonesia didiskualifikasi karena dianggap melanggar kode etik dengan sengaja mengalah di babak Grup C ketika menghadapi wakil Korea Selatan.

8. Olimpiade Rio 2016

Selanjutnya pada Olimpiade Rio 2016, lagu Indonesia Raya berhasil kembali dikumandangkan di podium tertinggi sektor ganda campuran bulutangkis.

Medali emas berhasil diraih oleh pasangan Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad yang berhasil mengalahkan pasangan ganda campuran Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying.

9. Olimpiade Tokyo 2020

Pada olimpiade edisi terakhir, yaitu Olimpiade Tokyo 2020, medali emas berhasil disumbangkan pasangan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

Uniknya, Greysia Polii adalah atlet yang didiskualifikasi pada London 2012. Namun, kemudian dia berhasil membuktikan dirinya dan mengharumkan nama Indonesia di Olimpiade.

Aturan-Aturan dalam Permainan Bulutangkis

1. Lapangan Bulutangkis

permainan bulutangkis
sumber: rawpixel.com

Olahraga bulutangkis memiliki dua tipe sektor, yaitu ganda yang terdiri dari ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran, serta sektor tunggal yang terdiri dari tunggal putra dan tunggal putri.

Sektor ganda dan tunggal memiliki ukuran lapangan yang berbeda meskipun keduanya bermain di lapangan yang sama. Sektor tunggal memiliki ukuran lapangan 13,4 x 5,18 meter. Sementara untuk sektor ganda, lapangan yang digunakan berukuran 13,4 x 6,1 meter.

Lapangan ini dibagi menjadi dua sisi yang dibatasi dengan net setinggi 1,5 meter. Masing-masing sisi memiliki garis servis yang berjarak 1,98 meter dari net, baik untuk ganda maupun tunggal.

Kemudian, di bagian belakang lapangan, terdapat garis tambahan tegak lurus dengan net untuk membagi lapangan menjadi dua ruang bagi pemain ganda.

2. Perlengkapan Permainan

permainan bulutangkis
sumber: unsplash.com/saif71

Untuk memainkan permainan bulutangkis, setiap pemain harus memiliki raket dan satu shuttlecock untuk bersama. Shuttlecock ini berbentuk kerucut dan biasanya terbuat dari bulu angsa.

Selama permainan, para atlet diperbolehkan untuk mengganti shuttlecock jika dirasa sudah tidak nyaman untuk digunakan selama bermain. Kesempatan ini terkadang juga dijadikan sebagai ajang mengecoh konsentrasi lawan karena biasanya terdapat atlet yang tidak mau berganti shuttlecock.

3. Sistem Penilaian

penilaian bulutangkis
Sumber: canva.com/p/hxdbzxy

Satu poin dicetak jika shuttlecock menyentuh lantai di sisi dalam lapangan lawan, terlepas siapa yang melakukan servis. Akan tetapi, jika shuttlecock terjatuh di sisi luar, lawan yang akan mendapatkan poin.

Tim pertama yang mencapai 21 poin memenangkan set. Namun, suatu tim dikatakan memenangkan permainan jika telah mencapai 21 poin sebanyak 2x, yakni dalam 2 set. Tak jarang terjadi rubber set, yang mana kedua tim sama-sama berhasil mencapai 21 poin sehingga harus dilanjutkan ke set ketiga.

Dalam satu set, terdapat interval atau jeda selama 1 menit ketika salah satu tim mencapai 11 poin. Jeda ini biasanya dimanfaatkan oleh para pelatih untuk memberikan arahan.

Sementara itu, jeda antara satu set dengan set lainnya adalah 2 menit. Dalam jeda antar set ini, biasanya kedua tim istirahat dan saling bertukar lapangan.

Ada pula istilah deuce, yaitu ketika kedua tim sama-sama memperoleh 20 poin. Pemenang set akan ditentukan oleh siapa yang mencetak 2 poin lebih banyak dibanding lawannya.

Jika masih terjadi skor yang sama, tim yang mencapai 30 poin terlebih dahulu yang akan menjadi pemenang set permainan bulutangkis tersebut.

4. Sistem Fault

sumber: unsplash.com/saif71

Dalam permainan bulutangkis, dikenal juga sistem fault atau kesalahan. Beberapa aturan fault meliputi beberapa hal berikut ini.

  1. Tidak ada pemain yang diperbolehkan menyentuh net dengan tubuh maupun dengan raket.
  2. Shuttlecock yang telah menyentuh lantai tidak diperbolehkan untuk dipukul kembali ke arah lawan.
  3. Pemain tidak diperbolehkan memukul shuttlecock 2x.
  4. Saat melakukan servis, shuttlecock harus dipukul dari bawah pinggang dan tidak boleh lebih tinggi dari itu.
  5. Tim yang menerima servis tidak diperbolehkan menyentuh garis batas servis sebelum tim lawan melakukan servis.

Temukan Perlengkapan Permainan Bulutangkis Terlengkap di Shopee

Itulah sejarah permainan bulutangkis yang selama ini selalu menjadi andalan Indonesia untuk mendulang emas di olimpiade. Tak bisa dipungkiri jika kualitas atlet bulutangkis Indonesia telah berada di jajaran top dunia.

Nah, bagi Sobat Shopee yang ingin bermain bulutangkis seperti atlet-atlet profesional, kamu perlu memiliki perlengkapan yang memadai, mulai dari raket bulutangkis, shuttlecock, jersey bulutangkis, dan sepatu bulutangkis. Perlengkapan yang memadai ini dapat menghindarkan kamu dari cedera yang tidak diinginkan.

Semua kebutuhan perlengkapan permainan bulutangkis ini dapat kamu temukan di Shopee Mall

Shopee Mall

Shopee Mall merupakan wadah bagi kebutuhan sehari-hari yang dijamin 100% Ori. Kamu juga bisa mendapatkan garansi 7 hari pengembalian jika barang yang kamu terima cacat atau rusak.

Tak hanya itu, dengan belanja di Shopee Mall, kamu juga bisa memanfaatkan promo menari lainnya seperti gratis ongkir, cashback, hingga diskon besar-besaran.

Yuk, segera penuhi kebutuhan peralatan olahragamu hanya di Shopee!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *