Rumus Matematika Dalam Seni Fotografi, Emang Ada?

Matematika memang sangat umum diterapkan di segala bidang ilmu, tak terkecuali seni fotografi. Matematika dapat digunakan untuk mengatur ISO, aperture, speed shutter dan hal penting lainnya untuk meningkatkan kualitas foto dari hasil pemotretan. Langsung kita bahas saja, yuk!

Pengaturan ISO

ISO adalah salah satu variabel paling penting dalam menentukan pencahayaan pada gambar. Semakin besar nilai ISO, maka semakin sensitif dan besar cahaya yang didapatkan. Biasanya ISO yang umum digunakan bernilai 100, 200, 400, 800, 1600 dan seterusnya. Angka tersebut seperti membentuk sebuah pola, yup, inilah yang dinamakan Geometric Progression dalam matematika.

Dalam ISO, pola ini sangat penting, dimana setiap nilai ISO yang kamu ambil akan dua kali lipat lebih terang dibanding nilai sebelumnya. Contoh, ISO 400 empat kali lebih terang dibandingkan ISO 200. Sesuaikan dengan kondisi objek atau subjek, jika kamu mengambil foto dengan kondisi cahaya yang minim maka menaikkan nilai ISO adalah pilihan yang tepat, begitu pula sebaliknya.

Perhitungan aperture

Aperture atau bukaan lensa adalah ukuran seberapa besar atau kecil terbukanya iris pada lensa yang diukur dengan f-n. Jika kamu mengira bahwa semakin besar nilai ‘n’ maka semakin besar pula bukaan pada lensa, maka kamu salah. Karena pada prinsipnya, semakin kecil nilai ‘n’ maka semakin besar bukaan pada lensa. Artinya semakin kecil nilai ‘n’, cahaya yang masuk semakin banyak, tetapi ruang tajam yang dihasilkan semakin sempit sehingga foto yang dihasilkan fokus pada satu titik dan blur dibagian lainnya. 

Biasanya aperture dilambangkan dengan f/1.4, f/2, f/2.8, f/4, f/6, f/8 dan seterusnya. Berbeda dengan ISO yang menggunakan pola dua kali lipat, mari kita lihat nilai ‘n’ terkecil yaitu f/1.4. Dilanjutkan dengan f/2, darimana angka 2 berasal? Begini matematikanya, bukaan pada lensa berbentuk lingkaran, nilai 1.4 kita gambarkan sebagai jari-jari dimana rumus luas lingkaran adalah π.r2, maka 1.4 x 1.4 = 1.96 = 2.

1.4 dan 2 kita ambil sebagai patokan berikutnya dimana setiap nilai yang dihasilkan merupakan hasil perkalian dari nilai sebelumnya dengan 1.4, masih bingung? Perhatikan pola berikut; 1.42 = 1.96 = 2, 2×1.4 = 2.8, 2.8×1.4 = 3.94 = 4, begitu seterusnya. 

Shutter speed

Yang ketiga adalah shutter speed yang merupakan bagian dari The Exposure Triangle setelah ISO dan Aperture. Shutter speed adalah ukuran kecepatan buka tutup jendela sensor. Satuannya adalah detik (s), semakin cepat shutter speed maka semakin cepat pula sensor menerima cahaya begitupun sebaliknya.

Untuk matematikanya, pola Shutter speed mirip dengan pola ISO, dimana setiap nilai shutter speed yang kamu ambil akan dua kali lebih cepat dari nilai sebelumnya. Misal, shutter speed 1/50 s lebih cepat dua kali dibanding 1/25 s. Semakin lama shutter speed yang diberikan, maka hasil foto akan semakin terang karena intensitas cahaya yang masuk semakin banyak. 

Ranisa Dwisara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *