USG atau ultrasonografi atau dikenal juga dengan ultrasound merupakan prosedur medis yang menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar bagian dalam tubuh. Ultrasonografi dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit, seperti kanker, atau bisa juga digunakan selama masa kehamilan untuk memeriksa kondisi janin.
Prosedur ini, khususnya pada saat hamil, digunakan untuk memeriksa perkembangan janin dalam kandungan, mengetahui adanya kelainan pada janin, hingga mengetahui jenis kelamin dan masih banyak lagi. Tetapi, apakah USG berlebihan dapat membahayakan kehamilan dan juga si kecil? Nah, Sobat Shopee, untuk menjawab pertanyaan tersebut, yuk, simak artikel ini!
1. Apakah ultrasonografi aman dilakukan?
Sejauh ini, tidak ada bukti-bukti ataupun penelitian yang menunjukkan bahwa ultrasonografi berbahaya bagi ibu hamil dan janin. Hal ini tentu jika prosedur ini dilakukan sesuai dengan aturan ataupun panduan yang berlaku. Prosedur ini juga telah dilakukan pada ibu hamil selama lebih dari satu dekade. Tenaga profesional yang melakukan ultrasonografi tentunya akan mengikuti panduan yang berlaku untuk menjaga kondisi diri ibu dan juga janinnya.
2. Apakah cara kerja prosedur ini dapat mempengaruhi janin?
Ultrasonography atau ultrasound bekerja dengan cara memancarkan gelombang suara ke seluruh rahim yang kemudian akan memantul dari tubuh janin. Pantulan tersebut nantinya akan diubah menjadi gambar pada layar sehingga dokter dapat melihat posisi dan pergerakan janin. Jenis prosedur yang dilakukan juga tentunya akan disesuaikan dengan kondisi dan usia kehamilan.
Terlebih lagi, tidak ditemukan adanya hubungan antara ultrasound dan berat lahir, kanker semasa kanak-kanak, dyslexia atau masalah pada penglihatan dan pendengaran. Meski prosedur ini memang menggunakan gelombang suara, hanya 1% dari gelombang tersebut yang masuk ke dalam tubuh janin. Tentunya, gelombang tersebut pun tidak berbahaya bagi janin.
3. Mengapa terkadang ibu hamil butuh USG tambahan?
Terkadang, ibu hamil dapat dijadwalkan untuk menjalani USG tambahan untuk memantau pertumbuhan dan kondisi janin. Hal ini dapat terjadi apabila ibu hamil pernah memiliki komplikasi pada kehamilan sebelumnya, menderita diabetes, memiliki darah tinggi, obesitas atau apabila ibu mengandung anak kembar atau lebih. Jumlah yang diberikan oleh dokter pun tentunya akan menyesuaikan kondisi bumil dan janin.
4. Apa itu doppler scan?
USG Doppler atau Doppler scan bekerja dengan cara memusatkan gelombang suara di satu area atau satu tempat. Hal ini memang mengakibatkan panas yang ditimbulkan oleh Doppler scan jadi lebih besar, tetapi untuk dapat benar-benar mempengaruhi janin, alat Doppler scan tersebut harus dipusatkan di tempat yang sama dalam waktu yang lama. Perlu diketahui bahwa prosedur ini tidak disarankan untuk 10 minggu pertama kehamilan dan prosedur ini pun juga dijalankan oleh tenaga medis yang sudah paham dengan panduan pelaksanaan Doppler scan.
Doppler scan berguna untuk mengetahui aliran darah bayi dan apakah plasenta bekerja dengan benar, yaitu apakah plasenta mengirimkan oksigen dan nutrisi pada janin. Oleh karena itu, prosedur ini merupakan cara yang bermanfaat untuk memeriksa kondisi kesehatan janin.
5. Apakah USG berlebihan memiliki risiko pada bumil dan janin?
Sejauh ini, penelitian belum menemukan risiko akibat melakukan USG berlebihan. Lagipula, dari sudut pandang dokter, prosedur ini sangat membantu untuk memastikan bahwa janin tumbuh dengan sehat. Selain itu, sudah banyak pula dilakukan penelitian yang membuktikan bahwa prosedur ini tidak menimbulkan risiko seperti cacat lahir, masalah pertumbuhan anak-anak ataupun kanker bagi ibu hamil atau pun janin.
Jika ibu hamil tetap memiliki kekhawatiran mengenai prosedur medis ini, maka di sinilah bumil perlu melakukan konsultasi dengan dokter. Komunikasi dua arah penting bagi dokter dan ibu hamil supaya bumil pun dapat dengan leluasa bertanya mengenai prosedur-prosedur yang harus dilakukan dan mengeksplorasi alternatif yang ada.
Mom & Kids