5 Mitos Diet Keto Ini Ternyata Keliru

Diet Ketogenic atau ‘diet keto’ adalah salah satu jenis diet yang sedang marak di Indonesia. Diet dimana seseorang harus mengurangi konsumsi karbo dan meningkatkan konsumsi lemak sehat bertujuan untuk mengubah metabolisme tubuh.

Saat tubuh menggunakan keton sebagai sumber bahan bakar, si orang tersebut akan berada dalam fase ketosis, yaitu suatu kondisi dimana tubuh membakar lemak sebagai bahan bakar tenaga, yang merupakan tujuan dari diet keto.

Tinggi lemak tapi rendah karbo? Tentunya banyak orang yang skeptis akan keberhasilan diet ini. Berikut adalah 5 mitos diet keto yang perlu kamu ketahui kebenarannya.

 

Mitos #1 Bikin Kurang Gizi dan Malnutrisi

Faktanya, diet keto tak hanya diperuntukkan untuk orang yang ingin menurunkan berat badan, tapi juga untuk mereka yang ingin memiliki tubuh lebih sehat. Selain bikin lemak tubuh hilang, inilah beberapa manfaat diet keto:

  • Mencegah serta membantu mengobati kanker, diabetes, epilepsi, alzhemeir, serta penyakit neurodegeneratif;
  • Mengurangi peradangan;
  • Membuat gen dalam tubuh lebih sehat dengan mengurangi radikal bebas, dan lain sebagainya.

 

Mitos #2 ketogenic Itu Diet yang Sulit Dijalankan

Dari bisa makan apa saja, mulai dari pasta, pizza, dan donut, hingga harus mengubah jenis makanan yang dikonsumsi tentunya tidak mudah. Tapi, memiliki ukuran tubuh yang tak sesuai pun juga bukan hal yang mudah kan?

Dibandingkan dengan diet lain, diet keto justru tidak ada peraturan untuk membatasi kalori yang dikonsumsi. Yang hanya perlu kamu lakukan adalah memilah bahan pangan yang masuk ke dalam tubuh, dan kamu pun dapat makan hingga kenyang.

 

Mitos #3 Ketosis Itu Berbahaya

Banyak orang masih bingung membedakan antara ketosis dan ketoacidosis. Ketosis adalah respon alami tubuh ketika asupan karbohidrat yang sangat rendah dan bisa juga ketika puasa (kelaparan). Artinya, tubuh menggunakan keton menjadi sumber energi ketika tidak tersedia lagi glukosa yang cukup.

Sementara ketoasidosis atau diabetic ketoacidosis adalah kasus diabetes, disebabkan oleh kurangnya insulin dalam tubuh. Tapi itu tidak ada hubungannya dengan diet ketogenic. Sebaliknya metabolisme ketosis bisa banyak membantu untuk epilepsi, kanker dan diabetes tipe II.

 

Mitos #4 Diet Keto Bikin Lemot

Salah besar , Sobat Shopee! Nyatanya, diet keto dapat membuat kamu lebih fokus dan berenergi. Jangan samakan efek samping diet keto dengan diet tak sehat, seperti mengonsumsi pil atau membatasi asupan kalori secara ekstrim.

Walaupun begitu, saat proses awal diet keto, kamu akan merasa lemas akibat tubuh yang sedang beradaptasi. Banyak yang mengalami ‘keto flu’, yaitu lemas dan tak bertenaga. Namun ini adalah proses yang wajar dan tak lebih dari seminggu. Bahkan, bila kamu sudah sampai di fase ini, tandanya diet keto yang kamu jalani berhasil!

 

Mitos #5 Ketogenic hanya menghilangkan air, bukan lemak!

Banyak yang menyatakan penurunan berat badan karena kehilangan air dari tubuh adalah hal yang buruk. Padahal, nggak sama sekali lho, Sobat Shopee!

Agar lemak dapat digunakan sebagai sumber energi, lemak harus masuk ke aliran darah terlebih dahulu. Namun, lemak yang mengikat banyak air, tak dapat memasuki aliran darah. Oleh karena itu, kandungan air pada lemak yang diperas keluar dari tubuh terlebih dahulu. Bila sudah, maka lemak akan memasuki aliran darah untuk diubah menjadi energi.

 

Image: Freepik

IA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *